Sosialisasi program MBG dilakukan di Aula Kantor Desa Tejakula, Kecamatan Tejakula. Dokumentasi/ istimewa
Buleleng: Desa Tejakula, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali, mendapat pembekalan asupan gizi dan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sosialisasi yang dilakukan DPR RI bersama mitra kerja Badan Gizi Nasional (BGN) ini menekankan pentingnya asupan gizi sejak dini untuk tumbuh kembang yang optimal.
Sosialisasi program MBG dilakukan di Aula Kantor Desa Tejakula, Kecamatan Tejakula, pada akhir pekan kemarin dengan dibuka oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris, Kabid Yankes Dinkes Buleleng, Dewa Putu Merta Suteja, serta Analis Madya Promosi dan Edukasi Gizi BGN, Alwin Supriyadi.
Wakil Ketia Komisi IX DPR RI, Charles Honoris yang hadir melalui video daring menegaskan BGN tidak hanya bertugas sebagai regulator, tetapi harus menjadi motor edukasi gizi nasional dan garda terdepan dalam melindungi generasi muda.
Sosialisasi program MBG dilakukan di Aula Kantor Desa Tejakula, Kecamatan Tejakula. Dokumentasi/ istimewa
“Langkah-langkah kecil hari ini akan menentukan masa depan bangsa. Kita ingin anak-anak Indonesia tumbuh kuat, sehat, dan siap membawa Indonesia menjadi kekuatan ekonomi dunia,” kata Charles dalam keterangan pers, Selasa, 25 November 2025.
Dia mengingatkan tingginya konsumsi makanan ultra-proses dan pola makan tinggi gula, garam, serta lemak berlebih berpotensi meningkatkan kejadian penyakit tidak menular. Oleh karena itu, peran orang tua menjadi sangat strategis.
Charles menegaskan DPR RI akan terus memastikan kebijakan gizi nasional hadir secara nyata dan efektif bagi masyarakat, terutama melalui penguatan kapasitas dan lembaga pelaksana program.
Sementara Dewa Putu Merta Suteja menyoroti pentingnya kecukupan gizi untuk menekan angka stunting. Ia menjelaskan bahwa masalah stunting dapat terjadi sejak anak masih dalam kandungan hingga masa pertumbuhan awal.
“Pemenuhan gizi yang tepat sejak dini adalah kunci agar anak-anak kita tumbuh secara optimal. Stunting bisa dicegah dengan kombinasi edukasi dan akses makanan bergizi seperti yang difasilitasi program MBG,” jelas Dewa Putu.
Selain manfaat kesehatan, Program MBG juga menghadirkan dampak ekonomi nyata bagi masyarakat. Perwakilan BGN, Alwin Supriyadi, menyampaikan bahwa program ini tidak hanya menyasar peserta didik PAUD hingga SMA, tetapi juga kelompok non-didik seperti balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Ia menegaskan bahwa MBG dirancang untuk memperkuat tumbuh kembang generasi muda dan pada saat yang sama menggerakkan ekonomi lokal.
“Bahan pangan untuk dapur SPPG sebagian besar dipasok dari petani, nelayan, peternak, serta UMKM lokal. Koperasi dan BUMDes menjadi penggerak rantai pasok agar manfaat ekonomi kembali ke masyarakat,” kata Alwin.
Hadirnya program MBG di Bali semakin menegaskan bahwa program ini bukan hanya soal menyediakan makanan bergizi, tetapi juga upaya membangun fondasi kesehatan masyarakat, memperkuat edukasi gizi, serta memberdayakan ekonomi lokal. Melalui kolaborasi pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, Program MBG diharapkan mampu mencetak generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045.