Duka Ibu Raihan, Mencari Kepastian Anak Korban Kebakaran Ruko Kemayoran

Mimi Adriani Nasution mencari kepastian anaknya yang menjadi korban kebakaran ruko di Kemayoran datang ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Foto: ANTARA/Siti Nurhaliza

Duka Ibu Raihan, Mencari Kepastian Anak Korban Kebakaran Ruko Kemayoran

Fachri Audhia Hafiez • 10 December 2025 00:25

Jakarta: Seorang ibu bernama Mimi Adriani Nasution datang ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Dia tampak gelisah mencari kepastian nasib anaknya bernama Raihan, 24.

Mimi belum memperoleh kepastian soal nasib putranya itu. Dengan suara bergetar, Mimi mengaku hingga kini belum melihat langsung kondisi jenazah korban kebakakaran ruko Terra Drone yang dibawa ke RS Polri.

"Saya belum melihat, apakah Raihan ada di dalam itu. Tapi kalau di daftar dan segala macam, ada nama Raihan di urutan ke-11," kata Mimi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, dikutip dari Antara, Selasa, 9 Desember 2025.
 


Meski sudah mencoba mencari informasi secara resmi, jawaban yang diterima Mimi belum dapat memberi ketenangan. Mimi telah mendatangi RS Polri untuk memastikan identitas putranya, namun petugas hanya dapat meminta ciri-ciri fisik dan mengambil sampel DNA.

"Saya sudah konfirmasi ke pihak RS, cuma diminta ciri-ciri. Cuma diambil DNA. Apakah Raihan ada di dalamnya, antara yang 22 itu, saya belum tahu," ujar Mimi.

Kepanikan Mimi semakin menjadi ketika upayanya menghubungi Raihan tidak mendapat respon. Telepon seluler putranya tidak lagi aktif sejak kabar kebakaran merebak.

"Sudah coba kontak Raihan, tapi ceklis satu, tidak aktif lagi 'handphone'-nya," kata dia.

Raihan bekerja di Terra Drone sebagai pengolah data. Dia bertugas menerima laporan dari pilot drone yang berada di lapangan dan kemudian mengelola data penyemprotan lahan sawit.

Menurut Mimi, putranya itu baru bekerja di perusahaan tersebut hampir satu tahun. "Raihan mengolah data-data. Misalnya pilot Terra Drone kasih data dari lapangan, itu Raihan yang kelola berapa hektare yang disemprot. April nanti baru satu tahun dia kerja," kata Mimi.


Petugas Kepolisian berjaga di dekat gedung Terra Drone yang terbakar di Jalan Letjen Soeprapto, Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nym.

Mimi tak menyangka percakapannya dengan sang anak pada pagi hari sebelum kejadian akan menjadi komunikasi terakhir mereka.

"Tadi pagi saya nge-'chat' dia doang. Ada paket untuk dia, terus saya bilang, 'Nak, ini ada paket'. Dia jawab, 'itu dari Samsung, Mah'. Cuma itu saja. Kami tidak ngobrol panjang," kenang Mimi.

Mimi kemudian menceritakan lebih dalam tentang kebiasaan harian Raihan yang selalu berpamitan dengan mencium tangannya sebelum berangkat kerja. Pagi itu, seperti biasa, Raihan berangkat dengan sejumlah pesan dari keluarga.

Raihan dikenal sebagai anak yang sederhana dan lebih suka membawa bekal dari rumah. Mimi tak dapat menyembunyikan kegelisahannya soal kemungkinan anaknya terjebak di lantai lima saat kebakaran. Dia merasa kantor seharusnya memiliki penanganan keselamatan yang memadai.

"Yang bingung itu, kok di kantor tidak ada penanganan kayak simulasi atau apa? Nantulang tidak habis pikir, gimana Raihan meregang nyawanya," kata Mimi.

Raihan kena asap di lantai lima. "Laporan dari Pak Umay itu mulai dari lantai satu. Minimal, untuk menuju lantai 5, pasti harus ada penanganan dari kantor," kata Mimi.

Mimi hanya bisa berusaha ikhlas. Namun sebagai seorang ibu, hatinya sulit menerima kenyataan bahwa anaknya yang baru berusia 24 tahun dan kariernya harus menghadapi akhir yang tragis.

"Baru usianya 24 tahun. Banyak mimpi-mimpi dia yang belum kesampaian," kata Mimi.

Hingga saat ini, sebanyak 22 kantong jenazah korban kebakaran Gedung Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat, telah tiba di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa sore. Kantong-kantong jenazah tersebut dibawa menggunakan ambulans dan tiba di RS Polri Kramat Jati sejak pukul 15.15 WIB.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Fachri Audhia Hafiez)