Truk berisi bantuan kemanusiaan yang sulit masuk ke Gaza. Foto: EFE-EPA
Fajar Nugraha • 14 May 2024 15:16
Jalur Gaza: Pemukim Israel telah berulang kali menyerang dan merusak truk bantuan yang menuju ke Jalur Gaza. Kondisi kemanusiaan di wilayah itu dengan cepat memburuk.
Sekelompok pemukim Israel menyerang konvoi bantuan besar Yordania di Tepi Barat ketika sedang dalam perjalanan ke Jalur Gaza pada Senin, yang merupakan insiden ketiga bulan ini.
Sebanyak 98 truk yang membawa makanan dan pasokan bantuan datang dari Yordania pada Senin pagi ketika puluhan pemukim memblokir rute mereka di pos pemeriksaan Tarkumiya dan Kiryat Arba yang terletak di dekat pemukiman Israel di selatan Hebron, Adel Amr -,anggota Shipping Sindikat di Palestina,- mengatakan kepada Kantor Berita Ma'an, Palestina.
“Mereka merusak ban truk dan merusak muatannya, melemparkan bungkusan makanan ke tanah dan mencabik-cabiknya,” menurut Amr, seperti dikutip AFP, Selasa 14 Mei 2024.
Video yang beredar online menunjukkan para pemukim menaiki truk dan melemparkan persediaan makanan. Sementara yang lain mengibarkan bendera Israel.
Serangan serupa terhadap konvoi bantuan menuju Jalur Gaza, tempat perang tujuh bulan terus berkecamuk, juga terjadi dalam beberapa minggu terakhir.
Selasa lalu, puluhan warga sayap kanan Israel memblokir jalan di persimpangan Latrun dekat Yerusalem, mencegah truk bantuan yang datang dari Yordania melewatinya. Mereka juga menyerang konvoi tersebut, merusak isinya dan membuang persediaan makanan ke tanah.
Polisi Israel kemudian mengatakan enam orang ditangkap sehubungan dengan insiden tersebut.
Kementerian Luar Negeri Yordania mengutuk serangan terhadap konvoi bantuannya yang sedang menuju penyeberangan Erez dengan Jalur Gaza di Israel selatan. Dalam sebuah pernyataan Selasa lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania Sufyan Qudah mengatakan, kerajaan tersebut menganggap Israel bertanggung jawab atas serangan itu dan menganggap kegagalan pemerintah Israel untuk mencegah insiden tersebut sebagai “pelanggaran terhadap kewajiban hukumnya.”
Sebelumnya pada 1 Mei, dua konvoi bantuan Yordania diserang oleh pemukim di dekat pemukiman Ma'ale Adumim di Tepi Barat.
Yordania, melalui Organisasi Amal Yordania Hashemite (JHCO) dan berkoordinasi dengan tentara Yordania, telah mengirimkan berton-ton makanan dan pasokan bantuan ke Jalur Gaza, di mana situasi kemanusiaan semakin memburuk.
Sekretaris Jenderal JHCO Hussein Shibli mengatakan dalam sebuah pernyataan Selasa lalu bahwa kerajaan tersebut telah mengirimkan total 1.280 truk bantuan ke Jalur Gaza melalui jalur darat sejak perang meletus pada 7 Oktober. Dia menambahkan bahwa sejauh ini sudah ada 57 pesawat yang membawa pasokan bantuan mendesak mendarat di bandara Al-Arish Mesir, dan 92 serangan udara Yordania telah dilakukan.
Serangan hari Senin ini terjadi satu hari setelah Israel mengumumkan pembukaan perbatasan baru ke Jalur Gaza utara.
Militer Israel mengatakan, pembukaan Penyeberangan Erez Barat dilakukan sebagai “bagian dari upaya untuk meningkatkan jalur bantuan ke Jalur Gaza dan khususnya ke Jalur Gaza utara.”
Ia menambahkan dalam sebuah pernyataan bahwa puluhan truk tepung milik Program Pangan Dunia PBB memasuki Gaza melalui penyeberangan baru.
Rabu lalu, Israel membuka kembali penyeberangan Kerem Shalom dengan Gaza utara beberapa hari setelah ditutup akibat serangan roket yang menewaskan empat tentara Israel di dekat penyeberangan tersebut.
Bantuan yang menyelamatkan nyawa sebagian besar masuk ke Jalur Gaza melalui perbatasan Rafah dengan Mesir, yang dikuasai militer Israel pekan lalu ketika mereka terus melanjutkan rencana invasi ke kota Rafah.
Sejak itu, penyeberangan ditutup di tengah meningkatnya kekhawatiran atas memburuknya kondisi kemanusiaan di wilayah kantong yang dilanda perang tersebut.
PBB memperingatkan pada Minggu tentang “kekurangan yang parah” bantuan yang masuk ke Gaza.
Dalam pernyataan persnya, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk mengatakan dia “sangat tertekan dengan kemunduran yang cepat di Gaza ketika pasukan Israel mengintensifkan serangan udara mereka.”