Jubir Anies-Muhaimin Sayangkan Respons Luhut Soal Polemik Membanjirnya TKA Tiongkok

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Medcom.id/Annisa.

Jubir Anies-Muhaimin Sayangkan Respons Luhut Soal Polemik Membanjirnya TKA Tiongkok

Fachri Audhia Hafiez • 24 December 2023 17:37

Jakarta: Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Triyono menunjukan data membanjirnya tenaga kerja asing (TKA) dari Tiongkok. Luhut bahkan sampai menyuruh Triyono menghadapnya untuk beradu data.

Juru bicara Anies-Muhaimin, Surya Tjandra, menyayangkan respons Luhut. Mantan Wakil Menteri ATR/ Wakil Kepala BPN itu menilai tanggapan Luhut tidak sepatutnya dilontarkan di ruang publik.

"Respons Pak Luhut yang seperti itu rasanya tidak elok dan cenderung menunjukkan sikap yang arogan sebagai pembantu Presiden. Penelitian ilmiah dari BRIN harusnya menjadi pintu masuk perbaikan dan mitigasi risiko pembangunan, bukan malah dibuat sebagai ancaman oleh pemerintah", kata Surya dalam keterangan tertulis, Minggu, 24 Desember 2023.

Menurut dia, tugas BRIN adalah membantu Presiden dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan, dan pengkajian. Pemerintah, kata dia, seharusnya berterima kasih atas masukan dari BRIN dan menjadikannya bahan mengevaluasi.

"Bukan malah terkesan mengancam karena ketidaksukaan pada masukan hasil riset obyektif mereka," kata dia.
 

Baca juga: Menko Marves Luhut Kembali Aktif Bekerja

Surya menyebut banyak riset BRIN yang bagus untuk pemerintah. Ia mencontohkan temuan adanya ketegangan sosial yang meningkat di IKN antara penduduk asli dengan pendatang transmigran terkait jomplangnya harga lahan mereka.

"Mestinya ini bisa segera dimitigasi, bukan ditekan seolah tidak ada, karena bisa jadi ledakan sosial yang tidak perlu," kata dia.

Menurut Surya, persoalan terkait TKA Tiongkok ini masih jadi isu sensitif di Indonesia. Jangan sampai sikap Luhut menyakiti masyarakat.

"Terlebih untuk isu sensitif seperti penggunaan tenaga kerja asing di tengah kebutuhan banyak pekerja kita, khususnya yang muda untuk mendapat pekerjaan," ujar Surya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)