Wall Street. Foto: Unsplash.
New York: Bursa saham di Wall Street naik pada penutupan perdagangan kemarin. Indeks saham unggulan Amerika Serikat (AS) itu kompak naik dengan asumsi meredanya kenaikan suku bunga The Fed.
Dikutip dari CNBC International, Sabtu, 18 November 2023, Indeks saham unggulan S&P 500 naik sebesar 0,13 persen. Indeks saham unggulan Nasdaq mencapai 0,08 persen. Indeks saham unggulan Dow Jones Industrial Avarege (DJIA) naik 0,01 persen.
Saham-saham yang lanjutkan kenaikan adalah Ross Stores Inc, Expedia Group dan Albermerle Group, Warner Bros Discovery, Caterpillar Inc dan Chevron Corp. Kemudian saham-saham yang melemah adalah Microsoft Corp, Nike Inc, Amgen Inc, JP.Com Inc dan Moline Healthcare.
Presiden Federal Reserve Boston Susan Collins mengatakan pada hari Jumat bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut belum diperlukan. "Menurut saya kita perlu menghargainya. Namun saya tidak melihat adanya penguatan (suku bunga) tambahan,” kata pejabat bank sentral tersebut.
Pejabat Fed lainnya juga menyatakan hal yang sama, pada dasarnya inflasi menunjukkan kemajuan menuju target 12 bulan sebesar 2 persen namun masih ada jalan yang harus ditempuh.
Para pengambil kebijakan khawatir jika mengulangi kesalahan di masa lalu, di mana The Fed berhenti terlalu dini dalam upaya menurunkan inflasi dan akhirnya menanggung akibatnya.
minimnya peluang kenaikan suku bunga
Pelaku pasar berpendapat bahwa hampir tidak ada peluang bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga lagi selama siklus ini. Suku bunga pinjaman acuan bank sentral ditargetkan pada kisaran antara 5,25 hingga 5,5 persen tertinggi dalam 22 tahun.
Menurut ukuran FedWatch CME Group, perkiraan pasar memproyeksikan The Fed akan mulai melakukan pemotongan pada bulan Mei dan menurunkan persentase penuh suku bunga The Fed pada akhir tahun 2024.