Singapura Perkirakan Ekonomi Tumbuh hingga 3%

Singapura. Foto: Unsplash.

Singapura Perkirakan Ekonomi Tumbuh hingga 3%

Arif Wicaksono • 15 February 2024 14:21

Singapura: Singapura mempertahankan perkiraan pertumbuhannya ekonomi pada 2024 pada kisaran 1-3 persen. Hal ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi sedikit lebih lambat dari perkiraan tahun lalu.

Melansir Channel News Asia, Kamis, 15 Februari 2024, Kementerian Perdagangan dan Perindustrian (MTI) Singapura dalam laporan triwulanannya menuturkan perekonomian tumbuh sebesar 1,1 persen pada 2023, sedikit di bawah perkiraan pemerintah sebelumnya sebesar 1,2 persen.

Pertumbuhan ekonomi Singapura terutama didorong oleh industri jasa, seperti sektor informasi dan komunikasi serta transportasi dan penyimpanan.

Pada kuartal terakhir tahun lalu, Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura tumbuh sebesar 2,2 persen dalam setahun atau lebih rendah dari proyeksi sebesar 2,8 persen namun meningkat dari pertumbuhan satu persen pada kuartal ketiga.

MTI mencatat prospek permintaan eksternal Singapura sebagian besar tetap tidak berubah sejak penilaian terakhirnya pada November.

Ekonomi negara maju melambat

Pertumbuhan di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat dan Zona Euro, diperkirakan akan melambat pada paruh pertama tahun ini, terutama karena berlanjutnya kondisi keuangan yang ketat, sebelum pulih secara bertahap sejalan dengan perkiraan pelonggaran kebijakan moneter.

Di sisi lain, perekonomian regional diperkirakan akan mengalami peningkatan pertumbuhan, sebagian didukung oleh perubahan permintaan elektronik global, tulis MTI dalam laporannya.

Meskipun demikian, masih terdapat risiko penurunan yang signifikan dalam perekonomian global. Misalnya, meningkatnya konflik Israel-Hamas atau perang Rusia-Ukraina dapat mengganggu rantai pasokan dan pasar komoditas global, dan pada gilirannya membebani perdagangan dan pertumbuhan global.

Terdapat juga risiko dampak tertinggal dari pengetatan kebijakan moneter yang dapat memicu kerentanan laten di perbankan dan sistem keuangan, dan gangguan dalam proses disinflasi global akibat goncangan biaya yang tidak biasa seperti kejadian cuaca buruk.

Tetap tahan suku bunga

Sementara itu, Bank Sentral Singapura mempertahankan kebijakan moneter berbasis nilai tukarnya tidak berubah pada bulan lalu, dan tetap mempertahankan kebijakan moneternya untuk ketiga kalinya berturut-turut seiring dengan berlanjutnya inflasi.

MAS memperkirakan inflasi inti, yang merupakan barometer utama bagi bank sentral, akan melambat menjadi rata-rata 2,5-3,5 persen pada 2024, turun dari 4,2 persen pada 2023.

"Masih ada ketidakpastian dalam hal pertumbuhan dan inflasi sehingga MAS akan memantau dengan cermat tren dan implikasinya terhadap inflasi dan pertumbuhan. Kami akan meninjaunya secara komprehensif dalam tinjauan terjadwal berikutnya pada April," kata Wakil Direktur Pelaksana MAS Edward Robinson.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arif Wicaksono)