Gempuran Berlangsung, Israel Terus Desak Warga Gaza Tinggalkan Rafah

Warga Rafah di Gaza bergerak usai Israel desak mereka pindah. Foto: Anadolu

Gempuran Berlangsung, Israel Terus Desak Warga Gaza Tinggalkan Rafah

Marcheilla Ariesta • 7 May 2024 17:39

Rafah: Militer Israel terus mendorong warga Palestina meninggalkan Rafah timur. Mereka juga mendesak organisasi kemanusiaan internasional yang beroperasi di Rafah timur untuk ‘mengevakuasi sementara’ daerah tersebut.

Desakan evakuasi dilakukan ketika mereka melancarkan operasi militer di daerah tersebut.

“Warga Palestina yang mengungsi didorong menuju al-Mawasi di pantai, tempat militer mengatakan mereka telah mendirikan rumah sakit lapangan, tenda, dan pasokan medis,” lapor Al Jazeera, Selasa, 7 April 2024.

Dalam sebuah pernyataan, militer mengatakan, mereka telah menyerang sejumlah sasaran Hamas di Rafah timur sejak melancarkan operasinya di sana. Israel mengklaim menewaskan sekitar 20 pejuang Hamas.
 

Baca: Hamas Sepakat Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah Hingga 12 Tewas.


Gelombang serangan militer terbaru Israel di Rafah yang padat penduduknya juga telah menewaskan banyak warga sipil, termasuk setidaknya satu anak dalam serangan terhadap sebuah rumah, lapor kantor berita Wafa.

Israel melakukan serangan terhadap kota Rafah di Gaza semalam sebagai upaya untuk memberikan ‘tekanan’ terhadap Hamas menjelang perundingan di Mesir. Perundingan bertujuan untuk menyegel proposal gencatan senjata yang didukung oleh Hamas.

Setelah bersumpah selama berminggu-minggu untuk menyerang kota perbatasan di bagian selatan, Israel pada Senin 6 Mei 2024 meminta warga Palestina di Rafah timur untuk pergi ke ‘wilayah kemanusiaan yang diperluas’ sebelum melakukan serangan darat.

Menurut sumber dari Anadolu, sebelumnya 26 warga Palestina, termasuk delapan anak-anak, tewas dalam serangan udara Israel di kota Rafah di Gaza selatan sejak akhir pekan. Beberapa orang juga terluka dalam serangan yang menargetkan setidaknya 11 rumah di kota itu sejak Minggu malam.

Badan Pertahanan Sipil Gaza mengatakan, beberapa orang masih hilang di bawah reruntuhan bangunan yang hancur.

Serangan dilakukan ketika Hamas mengatakan pihaknya telah menyetujui proposal gencatan senjata dalam perang tujuh bulan di Gaza yang diajukan oleh mediator Qatar dan Mesir. Meskipun Israel mengatakan proposal tersebut tidak memenuhi tuntutannya.

“Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik gerakan Hamas, melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dan dengan Menteri Intelijen Mesir, Abbas Kamel, dan memberi tahu mereka tentang persetujuan Hamas atas proposal mengenai perjanjian gencatan senjata,” kata kelompok Hamas dalam sebuah pernyataan.

Namun, kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan kesepakatan yang diusulkan tidak memenuhi tuntutan Israel dan pihaknya akan mengirim delegasi untuk bertemu dengan para perunding.

“Meskipun proposal Hamas jauh dari persyaratan yang diperlukan Israel, Israel akan mengirimkan delegasi kerja ke mediator untuk memanfaatkan kemungkinan mencapai kesepakatan di bawah kondisi yang dapat diterima oleh Israel,” kata Netanyahu dalam sebuah postingan di X.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)