Thailand. Foto: Unsplash.
Bangkok: Kepercayaan konsumen Thailand turun selama empat bulan berturut-turut pada Juni ke level terendah sejak September lalu karena kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi dan ketidakpastian politik.
Sebuah survei menunjukkan Indeks konsumen Kamar Dagang Universitas Thailand turun menjadi 58,9 pada Juni dari 60,5 pada Mei.
Konsumen merasa politik menjadi tidak stabil setelah adanya kasus pengadilan yang berpotensi menyebabkan pemecatan perdana menteri, dan bahwa perekonomian melambat atau pulih dengan lambat karena kurangnya langkah-langkah stimulus yang jelas.
“Konsumen tidak yakin apakah perekonomian akan pulih dengan cepat atau tidak, terutama ketika situasi politik saat ini semakin tidak menentu,” kata Universitas Thailand dikutip dari
Channel News Asia, Kamis, 11 Juli 2024.
Kepercayaan konsumen mungkin meningkat jika pemerintah mempercepat pencairan anggaran dan menstimulasi perekonomian agar pulih dengan cepat pada akhir tahun ini.
Mahkamah Konstitusi Thailand menetapkan 24 Juli sebagai tanggal sidang berikutnya untuk kasus pemecatan Perdana Menteri Sretha Thavisin. Pengadilan mengatakan awal bulan ini kasus tersebut akan mencapai keputusan sebelum September.
Jika Sretha dicopot dari jabatannya, pemerintahan baru harus dibentuk dan partai berkuasa Pheu Thai harus mengajukan calon perdana menteri baru untuk dipilih oleh parlemen.
Negara dengan perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara ini tumbuh 1,5 persen pada kuartal pertama dibandingkan tahun sebelumnya, melambat dari pertumbuhan 1,7 persen pada kuartal sebelumnya.