Menlu Retno Beberkan 3 Agenda Kolaborasi RI Terkait Keberagaman Agama

Menlu Retno Marsudi dalam pembukaan Konferensi Internasional Literasi Lintas Agama dan Budaya. Foto: Medcom.id

Menlu Retno Beberkan 3 Agenda Kolaborasi RI Terkait Keberagaman Agama

Marcheilla Ariesta • 10 July 2024 14:09

Jakarta: Bhineka Tunggal Ika menjadi dasar Indonesia yang dijunjung tinggi sebagai pemersatu perbedaan. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, kebebasan masing-masing agama harus dijamin secara hukum, keberagaman harus terjamin dihormati. 

Untuk itu, Indonesia aktif bekerja sama dengan komunitas internasional dalam tiga agenda.

“Pertama dan terpenting, penguatan toleransi. Jika hal ini tidak dilakukan, polarisasi sosial dapat meningkat menjadi ketegangan atau bahkan keterbukaan konflik,” kata Retno dalam pembukaan Konferensi Internasional Literasi Lintas Agama dan Budaya (ICCCRL) di Jakarta, Rabu, 10 Juli 2024.

Menurut Retno, kawasan ASEAN, tidak kebal terhadap hal ini. Sebagai rumah bagi hampir 700 orang juta orang, ASEAN, kata dia, mewujudkan keberagaman. Banyak agama dan kepercayaan hidup berdampingan di dalam perbatasannya.

“Tanpa toleransi yang kuat, ASEAN tidak akan mampu bertahan lebih dari lima dekade mencapai integrasi yang lebih besar. Untuk itu, Indonesia mengedepankan prinsip ‘Bhinneka Tunggal Ika’, untuk memupuk pemahaman lintas agama dan budaya,” tegas Menlu Retno.

Prinsip ini, ucap Retno, harus terus Indonesia pegang teguh dalam menavigasi kompleksitas urusan global.

Agenda kedua, kata Retno, mendorong inklusivitas. Menurutnya, keyakinan yang beragam harus dilihat sebagai aset untuk advokasi perdamaian. 

“Indonesia bersungguh-sungguh melibatkan para pemimpin agama global,” kata Retno.

Kemarin, ia mendampingi Presiden Joko Widodo bertemu Grand Syeikh Al Azhar. “Kami berdiskusi tentang perdamaian dan toleransi. Pada bulan September, kami menantikannya untuk menerima Paus Fransiskus dari Vatikan,” ucap Retno.

Retno menegaskan, dialog antaragama merupakan bagian penting dari Diplomasi Indonesia. Indonesia memiliki 34 negara-negara mitra dialog antaragama, untuk berkolaborasi dalam mempromosikan literasi di seluruh dunia budaya dan agama. 

Ia mencontohkan dalam mengatasi situasi di Afghanistan misalnya, Indonesia juga melibatkan para ulama kami untuk terlibat dengan rekan-rekan mereka dalam dialog dan membagikan kurikulum madrasah di Tanah Air untuk membuka jalan bagi akses pendidikan bagi perempuan Afghanistan.

“Ketiga, membina kolaborasi multi-agama,” tegas Retno.

Ia menegaskan, perbedaan tidak boleh menghalangi kita untuk meningkatkan rasa hormat dan kolaborasi kemanusiaan.

“Hal ini pula yang menjadi alasan Indonesia memperjuangkan Negara Palestina, mendorong kemerdekaan gencatan senjata segera dan permanen di Gaza, serta penyediaan bantuan kemanusiaan tanpa hambatan untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa dan melanjutkan perdamaian proses solusi dua negara,” ucapnya.

Retno menambahkan, perbedaan harus menjadi kekuatan dan aset, bukan kelemahan. “Melalui dialog dan kolaborasi multi-agama, mari kita membangun kehidupan yang lebih baik dan damai dunia,” sebut Retno.

Dalam agenda yang bekerja sama dengan Institut Leimena, Konferensi internasional diadakan pada 10-11 Juli 2024. Hadir pula perwakilan dari 22 negara asing, termasuk sejumlah duta besar yaitu Duta Besar Austria, Duta Besar Yordania, Duta Besar Romania, Duta Besar Spanyol, Duta Besar Uni Emirat Arab, dan Duta Besar Vatikan, serta perwakilan dari Kedutaan Besar (Kedubes) negara-negara lain di antaranya Kedubes Amerika Serikat, Kedubes Inggris, Kedubes Belanda, Kedubes Malaysia, Kedubes Laos, dan Kedubes Filipina.

Konferensi Internasional yang kedua ini digelar secara hybrid via Zoom dengan jumlah pendaftar daring sudah mencapai lebih dari 4.000 peserta dari 21 negara. 

Agenda ini bertajuk 'Multi-Faith Collaborations in An Inclusive Society', yaitu berfokus kepada pemahaman adanya kebutuhan yang semakin besar akan kolaborasi multiagama yang mana orang-orang dari berbagai agama dan kepercayaan bisa saling belajar dan bekerja sama, dengan tetap mengakui dan menghormati perbedaan agama dan kepercayaan mereka, dalam mengatasi masalah-masalah yang menjadi perhatian bersama.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)