Keanggotan Ukraina dalam NATO Diklaim Tidak Akan Berubah

NATO menegaskan bahwa jalur Ukraina menuju keanggotaan tak akan berubah. Foto: Anadolu

Keanggotan Ukraina dalam NATO Diklaim Tidak Akan Berubah

Medcom • 11 July 2024 15:19

Washington: Dalam sebuah komunike yang dinanti-nantikan, NATO menegaskan bahwa jalur Ukraina menuju keanggotaan dalam aliansi trans-Atlantik yang beranggotakan 32 negara adalah "tidak dapat diubah". Aliansi ini juga mendesak Tiongkok untuk menghentikan dukungan material dan politiknya terhadap perang Rusia di Ukraina.

Sekutu-sekutu NATO telah mendiskusikan pemberian jaminan yang mereka sebut sebagai ‘jembatan’ menuju keanggotaan bagi Ukraina selama pertemuan puncak yang sedang berlangsung. Deklarasi tersebut menyatakan bahwa keputusan-keputusan yang diambil selama pertemuan ini dan Dewan NATO-Ukraina, yang akan bertemu pada hari Kamis, akan memberikan platform tersebut.

Dalam komunike ini, disebutkan bahwa Kyiv telah membuat "kemajuan konkret" dalam serangkaian reformasi demokratis, politik, dan militer yang diperlukan untuk keanggotaan. Hal ini menunjukkan bahasa yang paling konkret hingga saat ini bahwa Ukraina pada akhirnya akan bergabung dengan NATO, meskipun ada ancaman dari Rusia yang menentang ekspansi tersebut.

"Masa depan Ukraina ada di NATO. Ketika Ukraina melanjutkan pekerjaan penting ini, kami akan terus mendukungnya di jalur yang tidak dapat diubah menuju integrasi Euro-Atlantik secara penuh, termasuk keanggotaan NATO,” sebut isi dari Komunike NATO, seperti dikutip Anadolu, Kamis, 11 Juli 2024.

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, sebelumnya menyatakan bahwa ia "sangat" percaya bahwa sekutu perlu memastikan Ukraina memiliki "kemampuan untuk menghalangi agresi Rusia di masa depan" setelah pertempuran saat ini berakhir.

Stoltenberg menekankan bahwa jaminan terbesar bagi keamanan Kyiv adalah Pasal 5 aliansi, yang menetapkan bahwa serangan terhadap satu atau lebih sekutu dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota NATO. Pasal ini hanya pernah digunakan sekali, yaitu oleh AS setelah serangan Al Qaeda pada 11 September 2001.

Komunike tersebut menyoroti Rusia dengan mengatakan bahwa Kremlin "tetap menjadi ancaman paling signifikan dan langsung terhadap keamanan Sekutu." Invasi Rusia ke Ukraina yang telah berlangsung lebih dari dua tahun, menurut dokumen tersebut, "telah menghancurkan perdamaian dan stabilitas di kawasan Euro-Atlantik dan sangat merusak keamanan global."

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengumumkan bahwa jet tempur F-16 yang telah lama ditunggu oleh Kyiv sedang menuju ke Ukraina untuk membantu dalam upaya memukul mundur invasi Rusia. Jet tempur buatan AS ini akan dipasok oleh Denmark dan Belanda, serta diterbangkan oleh pilot-pilot Ukraina yang telah dilatih oleh AS.

Rincian lebih lanjut tentang pengiriman ini tidak secepatnya ada karena "masalah keamanan operasional" yang disampaikan oleh para pemimpin ketiga negara tersebut.

Para sekutu NATO berjanji dalam deklarasi mereka untuk menyediakan dana lebih dari USD43 miliar bagi Ukraina dalam satu tahun ke depan dan bersumpah untuk "memberikan bantuan keamanan yang berkelanjutan bagi Ukraina untuk menang."

Aliansi tersebut juga menyoroti bahwa Iran dan Korea Utara "memicu" upaya perang Rusia dengan memberikan dukungan militer langsung, termasuk pesawat tak berawak dan amunisi. Secara khusus, NATO menyoroti Tiongkok yang disebutnya "telah menjadi pendukung yang menentukan perang Rusia melawan Ukraina melalui kemitraan 'tanpa batas' dan dukungan berskala besar untuk basis industri pertahanan Rusia."

Peringatan untuk Tiongkok

"Kami menyerukan kepada Tiongkok, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan tanggung jawab khusus untuk menegakkan tujuan dan prinsip-prinsip Piagam PBB, untuk menghentikan semua dukungan material dan politik terhadap upaya perang Rusia," kata aliansi tersebut, merujuk pada Tiongkok dengan akronim resminya.

"Ini termasuk transfer materi penggunaan ganda, seperti komponen senjata, peralatan, dan bahan baku yang berfungsi sebagai masukan untuk sektor pertahanan Rusia. RRT tidak dapat mendukung perang terbesar di Eropa dalam sejarah baru-baru ini tanpa berdampak negatif pada kepentingan dan reputasinya," tambah pernyataan.

KTT tingkat pemimpin NATO berikutnya akan berlangsung di Den Haag, Belanda pada Juni 2025, diikuti oleh pertemuan di Turki pada waktu yang masih belum diumumkan.

NATO menegaskan kembali dukungannya untuk "upaya regional Sekutu yang bertujuan untuk menegakkan keamanan, keselamatan, stabilitas, dan kebebasan navigasi di wilayah Laut Hitam, termasuk melalui Konvensi Montreux 1936. Perjanjian ini mengatur transit kapal melalui Selat Istanbul dan Selat Canakkale.

"Kami akan terus melawan, menghalangi, membela, dan menanggapi ancaman serta tantangan yang ditimbulkan oleh teroris dan organisasi teroris berdasarkan kombinasi tindakan pencegahan, perlindungan, dan penolakan dengan tekad, resolusi, dan solidaritas," pungkas NATO. (Shofiy Nabilah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)