Mengadu Visi soal Lingkungan

Ilustrasi. Foto: Medcom.id.

Mengadu Visi soal Lingkungan

Media Indonesia • 21 January 2024 16:31

Jakarta: Debat Pilpres 2024 jilid empat soal pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat, dan desa akan berlangsung malam nanti. Dalam gelaran itu, tiga cawapres ditantang memaparkan secara gamblang pengelolaan lingkungan hidup dan transisi energi secara berkelanjutan ke depan.

Juru kampanye iklim dan energi Greenpeace Indonesia Didit Wicaksono mengungkapkan, jika menyelisik visi dan misi di bidang lingkungan, belum ada pasangan yang menempatkan isu lingkungan sebagai isu terpenting.

Menurutnya, jika hal itu dibiarkan, pemimpin seterusnya tidak akan memiliki solusi sejati terhadap pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan di tengah krisis iklim. Mereka hanya akan mencari cara yang paling instan dan solusi palsu yang justru memperburuk lingkungan.

Didit mencontohkan solusi palsu itu antara lain carbon capture storage.

Penerapan carbon capture storage di Eropa, jelas dia, malah meningkatkan ongkos produksi listrik, dari yang tadinya 40 euro untuk satu megawatt listrik menjadi 80 euro. "Dari sisi ekonomi saja menimbulkan bencana, apalagi kalau diimplementasikan di Indonesia, yang ruang-ruang korupsinya masih sangat tinggi," beber dia, dilansir Media Indonesia, Minggu, 21 Januari 2024.

 

Baca juga: Bedah Editorial MI - Jangan Sembunyikan Aib Lingkungan



Di tempat terpisah, Manajer Kampanye Advokasi Media Forest Watch Indonesia Anggi Putra Prayoga mengungkapkan para kandidat belum mampu menunjukkan komitmen nol deforestasi transisi energi. Janji dan tanggapan mereka belum dilandasi fakta lapangan bagaimana sejauh ini kebun energi dan hutan tanaman energi yang dibangun dengan merusak hutan alam.

"Seharusnya ini menjadi sorotan mereka, bagaimana proses transisi dipantau dan tidak merugikan lingkungan, juga masyarakat adat," ujarnya.

Koalisi masyarakat sipil Gerakan Energi Terbarukan juga mendesak ketiga cawapres, Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD, untuk menelurkan gagasan konkret terkait dengan kebijakan transisi energi. Direktur Eksekutif Yayasan Indonesia Cerah Agung Budiono meminta ketiganya fokus menawarkan strategi meningkatkan energi terbarukan agar Indonesia dapat segera mengakhiri ketergantungan pada energi fosil.

"Visi tiap cawapres mengurangi ketergantungan energi fosil secara konkret dinanti banyak pihak. Kami menanti seberapa ambisius arah transisi energi dari ketiga cawapres itu," ungkapnya.
 

Cawapres siap berdebat


Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengharapkan dua sisa debat bisa menghadirkan pembahasan substantif. "Kita berharap para capres-cawapres, tim sukses, dan kekuatan-kekuatan pendukung untuk menjadikan forum perdebatan itu forum yang substantif," kata dia.

Perdebatan yang dilakukan semestinya lebih mengelaborasi prinsip-prinsip dan visi berbangsa, bernegara, dan langkah-langkah strategis membawa Indonesia ke depan yang lebih baik, berdaulat, adil, makmur, dan berkemajuan. "Kami harapkan juga jangan sampai debat menjenuhkan masyarakat, apalagi sampai menimbulkan pro-kontra," imbuhnya.

Jubir Timnas Anies-Muhaimin (Amin) Billy David Nerotumilena mengatakan Cak Imin siap lahir batin untuk berlaga di debat keduanya. Cak Imin akan mengusung transisi energi berkeadilan menuju satu kemakmuran. "Perencanaan holistis dan konsistensi implementasi seperti keadilan bagi masyarakat terdampak, transformasi ekonomi daerah tambang, ESG di seluruh rantai pasok energi, dan partisipasi publik yang bermakna."

Wakil Komandan Komunikasi TKN Prabowo-Gibran, Herzaky Mahendra, menyebut isu lingkungan bukan isu baru bagi Gibran. "Sebagai anak muda, Mas Gibran sudah terbiasa membahas isu lingkungan, energi terbarukan, krisis energi, air, makanan, yang menjadi perhatian anak zaman now."

Juru bicara TPN Ganjar-Mahfud, Chico Hakim, mengeklaim paslonnya selalu siap menghadapi debat dengan gagasan, ide, dan program, termasuk tentang energi terbarukan. "Ganjar-Mahfud menargetkan transisi energi hijau atau EBT sekitar 25-28 persen pada 2029," jelasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)