Target Pertumbuhan Indonesia 8% Pemerintahan Berikutnya Dinilai Sulit Tercapai

Ilustrasi. Foto: Dokumen Kementerian Keuangan

Target Pertumbuhan Indonesia 8% Pemerintahan Berikutnya Dinilai Sulit Tercapai

Naufal Zuhdi • 11 August 2024 18:26

Jakarta: Target pertumbuhan ekonomi pemerintahan baru yang dipatok delapan persen dinilai bakal sulit tercapai.
 
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CoRE) Mohammad Faisal mengatakan demikian lantaran melihat kemampuan perekonomian Indonesia yang hanya mampu tumbuh di kisaran lima persen dalam beberapa tahun terakhir.
 
IMF bahkan memproyeksikan ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh pada 2025. Angka tersebut masih berada di bawah target Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang mematok pertumbuhan 6-7 persen dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.
 
"Kalau dengan kondisi sekarang, ya tidak tercapai target itu dan kemungkinan besar di 2025 susah untuk mencapai target 6,5-7 persen, apalagi delapan persen. Kita tidak mungkin lompat ya, lompat dari lima persen ke enam persen saja susah," ujar Faisal dilansir Media Indonesia, Minggu, 11 Agustus 2024.
 
Apabila Indonesia ingin meningkatkan pertumbuhan ekonominya, Faisal menilai harus ada transisi, langkah-langkah, serta gradual increase yang harus dilakukan. Seperti pendekatan pembangunan ekonomi yang bersifat terobosan, yang tidak mengikuti cara-cara yang sudah-sudah, dan tidak mengikuti business as usual.
 
Baca juga: 

IMF Proyeksikan Ekonomi RI Stagnan di 5% hingga 2025

 
"Di antaranya termasuk bagaimana akselerasi pertumbuhan ekonomi ini dilakukan dengan memberikan dorongan yang lebih besar terhadap industri manufaktur. Kalau ingin mendorong hilirisasi daripada sektor pertanian, ya berarti seberapa besar nanti strategi-strategi dan kebijakannya fokus dan konsisten ke arah sana," jelas Faisal.
 
Termasuk juga, sambung dia, program-program pemerintahan berikutnya seperti makan bergizi gratis. Program tersebut bisa berkontribusi terhadap akselerasi pertumbuhan jika didesain dapat menciptakan multiplayer effect yang sebesar-besarnya di dalam negeri.
 
"Jadi pekerjaan beratnya ialah bagaimana makan bergizi gratis itu melibatkan UMKM, bukan cuma untuk jualannya saja, bukan cuma untuk menyalurkan makan bergizi gratisnya, tapi juga menyerap bahan baku dari masyarakat lokal. Jadi mesti melihat keterhubungan ke belakangnya juga, bukan cuma keterhubungan ke depan," terang Faisal.
 
Apabila pemerintahan baru tetap mengulang program-program maupun desain-desain yang sudah dijalankan oleh pemerintahan saat ini, ia yakin pertumbuhan ekonomi 8 persen akan sulit tercapai.
 
"Hanya dengan terobosan itu kita bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Kalau masih dengan cara yang sudah-sudah, ya kita sudah tahu bahwa selama 10 tahun terakhir, bahkan lebih itu, kita berhenti di lima saja," beber Faisal.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Annisa Ayu)