Menag Yaqut Cholil Qoumas. Dok Humas Kemenag.
Media Indonesia • 10 March 2024 10:29
Jakarta: Perayaan Hari Suci Nyepi tahun baru Caka 1946 beriringan dengan awal Ramadan 1445 Hijriyah. Umat Hindu menyambut Nyepi dengan Tawur Agung Kesanga dan Pawai Ogoh-ogoh, sedangkan umat Islam menyambut puasa dengan tarhib ramadan dan qiyamul-lail.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan beririsannya dua hari besar ini menjadi momentum yang baik bagi umat Hindu dan Islam untuk melakukan instrospeksi. Umat Hindu melakukan Catur Brata Penyepian, yaitu Amati geni (tidak menyalakan api), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak menikmati hiburan/bersenang-senang). Sementara, umat Islam selama ramadan menjalani ibadah puasa.
"Catur Brata Penyepian, waktu tepat untuk umat Hindu melakukan kontemplasi. Puasa Ramadan juga sangat baik untuk muhasabah bagi umat Islam. Jadi keduanya adalah momentum instrospeksi," ujar Yaqut dalam keterangannya, Minggu, 10 Maret 2024.
Ia menyebut sikap saling menghormati sangat penting karena adanya perbedaan ekspresi keberagamaan. Hari Suci Nyepi meniscayakan keheningan, sementara giat mengisi Ramadan, sarat dengan ekspresi syiar atau keramaian.
"Mari saling menghormati dalam menjalani ritual ibadah dan tradisi keagamaan masing-masing," ungkapnya.
Baca juga: Kemenag Imbau Masyarakat Saling Menghormati dalam Perbedaan Awal Ramadan |