Warga Palestina memeriksa kerusakan akibat serangan Israel di Kota Gaza. (EPA-EFE)
Medcom • 7 October 2024 16:40
Jakarta: Perang di Jalur Gaza telah berlangsung selama satu tahun, dengan korban jiwa mencapai lebih dari 40.000 orang. Sebagian besar korban adalah rakyat sipil, termasuk perempuan anak-anak.
Infrastruktur penting seperti sekolah, rumah sakit, akses kesehatan, sumber air, dan kebutuhan pokok lainnya hancur atau kesulitan beroperasi. Kondisi ini semakin memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah Palestina yang terkepung tersebut.
"Kita menghadapi potensi semakin banyaknya orang-orang yang meninggal bukan hanya karena serangan militer, tetapi juga karena kelaparan yang sangat memprihatinkan," kata pengamat Timur Tengah Yon Machmudi dalam pesan audio kepada Medcom.id, Senin, 7 Oktober 2024.
Ia mengaku prihatin terhadap dampak buruk dari peperangan di Gaza yang tak kunjung berakhir hingga saat ini. Menurutnya, situasi di Gaza sangat memprihatinkan, terutama karena ancaman kelaparan kini sudah semakin serius.
Yon juga mengatakan dirinya belum melihat ada tanda-tanda kemenangan dalam perang di Gaza, baik dari pihak Israel maupun kelompok pejuang Palestina Hamas.
"Dalam satu tahun berperang, Israel tidak mampu mengalahkan Hamas, juga tidak mampu mengembalikan tawanan perang. Dalam kondisi seperti ini, tentu kekalahan strategis akan dialami oleh Israel," tegas Yon.
Sementara itu, Resolusi PBB baru-baru ini menyatakan bahwa Israel harus menarik diri dari wilayah pendudukan dalam waktu satu tahun. Yon melihat hal ini sebagai langkah positif menuju perdamaian.
"Dunia internasional sudah mulai menekan Israel dan menginginkan terhentinya peperangan. Hal ini bisa menjadi langkah optimistis untuk terciptanya gencatan senjata dan solusi ‘Two-State' agar negara Palestina bisa berdiri," tambahnya.
Yon juga berharap bahwa dengan adanya tekanan internasional, rezim Israel saat ini di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang mendukung peperangan akan digantikan rezim baru yang lebih berpihak pada perdamaian.
"Perang tidak bisa didukung terus-menerus, dan rezim yang memaksakan peperangan akan jatuh," tutupnya. (Angel Rinella)
Baca juga: Kerusakan Besar Ditimbulkan Israel di Gaza Selama Setahun Terakhir