Kehancuran akibat serangan Rusia ke Ukraina. Foto: ABC News
Fajar Nugraha • 8 July 2024 19:04
Kyiv: Sedikitnya 20 orang tewas dan 50 lainnya cedera saat Rusia meluncurkan rentetan rudal ke Kyiv dan kota-kota Ukraina lainnya. Serangan termasuk diarahkan ke rumah sakit anak-anak utama.
“Pada Senin 8 Juli 2024 waktu setempat, pasukan Rusia menembakkan lebih dari 40 rudal yang menargetkan berbagai kota dan merusak infrastruktur, bangunan komersial dan perumahan di berbagai kota Ukraina,” kata Presiden Volodymyr Zelensky, seperti dikutip ABC News.
Sementara otoritas Kota Kyiv mengatakan, tujuh orang tewas dan sedikitnya 25 orang cedera dalam serangan di ibu kota tersebut.
Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan serangan terhadap Kyiv adalah salah satu yang terberat sejak dimulainya invasi Rusia.
"Ini adalah salah satu serangan terburuk. Anda dapat melihat: ini adalah rumah sakit anak-anak," kata Klitschko saat berdiri di dekat sebuah bangunan yang rusak parah.
Di Kryviy Rih, kota kelahiran Zelensky, 10 orang tewas dan 31 lainnya luka-luka, kata Wali Kota Oleksandr Vilkul. Tiga orang lainnya tewas di Pokrovsk di Ukraina timur ketika rudal menghantam fasilitas industri, kata gubernur daerah Donestk.
"Semua layanan dilibatkan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin orang," kata Zelensky di aplikasi pesan Telegram.
"Dan seluruh dunia harus menggunakan semua tekadnya untuk akhirnya mengakhiri serangan Rusia,” imbuh Zelensky.
Rusia telah berulang kali membantah menargetkan warga sipil.
Kepala kantor kepresidenan Ukraina, Andrii Yermal, mengatakan serangan itu terjadi pada saat banyak orang berada di jalan-jalan kota. Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan penilaian resmi tentang konsekuensi serangan itu masih dilakukan.
Ledakan juga dilaporkan oleh pejabat setempat di wilayah Dnipropetrovsk di Ukraina bagian tengah.
Serangan besar terhadap Ukraina terjadi saat Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping untuk membahas kemungkinan kesepakatan damai Ukraina, dengan melakukan kunjungan tak terduga ke Beijing.
Serangan itu juga terjadi menjelang pertemuan puncak NATO selama tiga hari di Washington, yang akan membahas cara meyakinkan Ukraina akan dukungan tak tergoyahkan aliansi tersebut dan memberi harapan kepada Ukraina bahwa negara mereka dapat melewati konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.