Ilustrasi penemuan jenazah. (Medcom.id)
Medcom • 17 April 2024 16:26
Brasilia: Kepolisian Brasil menemukan sembilan jenazah di sebuah perahu yang mengapung di area pantai. Kesembilan jasad itu diduga adalah imigran asal Afrika dari Mali dan Mauritania.
Nelayan di lepas pantai negara bagian Pará, Brasil utara, menemukan kapal tersebut terombang-ambing pada hari Sabtu di Samudra Atlantik. Kepolisian Federal Brasil mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin malam bahwa mereka telah menemukan sembilan mayat.
Pada Selasa sore, para pejabat mengatakan kapal tersebut diyakini membawa sedikitnya 25 orang, berdasarkan jumlah jas hujan yang ditemukan di dalam kapal.
"Dokumen dan benda yang ditemukan di dekat jenazah menunjukkan bahwa korban adalah migran dari benua Afrika, dari wilayah Mauritania dan Mali," bunyi pernyataan kepolisian, seperti dikutip dari 9News pada Rabu, 17 April 2024. Polisi menambahkan bahwa warga negara lain mungkin termasuk di antara mayat-mayat tersebut.
Perahu berbentuk kano berwarna putih dan biru berukuran sekitar 12 meter ini memiliki karakteristik yang sama dengan perahu nelayan Mauritania yang dikenal sebagai pirogue. Perahu ini dikenal sering digunakan oleh migran dan pengungsi Afrika Barat yang melarikan diri ke Kepulauan Canary di Spanyol, sehingga menunjukkan bahwa Brasil mungkin bukan tujuan mereka.
Mayat-mayat itu ditemukan dalam kondisi membusuk, kata pihak berwenang Brasil.
Rute Atlantik dari Afrika Barat ke wilayah Uni Eropa merupakan salah satu yang paling berbahaya di dunia. Kapal yang ketinggalan tujuan dapat tersapu angin pasat Atlantik dan arus dari timur ke barat, terhanyut selama berbulan-bulan.
Para imigran yang berada di kapal seringkali meninggal akibat dehidrasi dan kekurangan gizi. Ada juga yang tewas usai nekat melompat ke laut karena putus asa.
Investigasi Associated Press yang diterbitkan tahun lalu mengungkapkan bahwa pada 2021, setidaknya tujuh kapal dari Afrika barat laut ditemukan di Karibia dan Brasil, dan semuanya membawa mayat.
Selasa kemarin, pihak berwenang Brasil mengatakan bahwa analisis awal terhadap dokumen yang ditemukan di kapal menunjukkan kapal tersebut berangkat dari Mauritania setelah 17 Januari.
José Roberto Peres, kepala Polisi Federal di negara bagian Para, mengatakan kepada jaringan televisi lokal bahwa perkiraan jarak dari tempat para penumpang tersesat adalah sekitar 4.800 km dari pantai Para.
Peres mengatakan pemeriksaan forensik terhadap jenazah dan kapal masih berlangsung. (Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)
Baca juga: Polisi Brasil Temukan Mayat Jurnalis Inggris dan Tokoh Adat Amazon