Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: EFE-EPA
Fajar Nugraha • 30 May 2025 18:14
Moskow: Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan membuka peluang untuk melakukan dialog tingkat tinggi dengan Ukraina. Namun Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan ada syarat yang harus diikuti.
“Perundingan langsung antara Putin, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengenai penyelesaian Ukraina hanya dapat dilakukan setelah hasil perundingan antara delegasi Rusia dan Ukraina,” kata Peskov kepada wartawan, seperti dikutip TASS, Jumat 30 Mei 2025.
"Putin telah berulang kali mengatakan bahwa ia pada dasarnya mendukung kontak tingkat tinggi, yang tentu saja diperlukan, tetapi harus dipersiapkan, dan hasilnya harus dicapai terlebih dahulu dalam perundingan langsung antara delegasi kedua negara sebelumnya. Jika hasil tersebut tercapai, dan ketika tercapai, maka, tentu saja, mungkin ada pembicaraan tentang kontak tingkat tinggi," kata Peskov.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha mengatakan bahwa Ukraina siap untuk memasuki gencatan senjata yang langgeng dan mengejar diplomasi, mendesak Rusia untuk menerima penghentian permusuhan tanpa syarat.
Pernyataannya muncul setelah perundingan dengan Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan di Kyiv.
“Ukraina siap untuk melakukan gencatan senjata dalam jangka waktu yang lama guna menghentikan pembunuhan dan membuat diplomasi efektif. Rusia juga harus menyetujui gencatan senjata penuh dan tanpa syarat,” kata Sybiha dalam sebuah pernyataan di X, berterima kasih kepada Turki atas perannya dalam memfasilitasi upaya perdamaian.
Ia menekankan bahwa tanpa komitmen Rusia yang tulus terhadap perdamaian, tekanan internasional akan meningkat. “Selama Moskow terus menolak gencatan senjata dan upaya perdamaian yang berarti, tekanan internasional terhadapnya akan terus meningkat,” tambah Sybiha.
Sybiha juga memuji dukungan Turki terhadap kedaulatan Ukraina dan pengembalian Krimea, dengan menyatakan: “Kami berterima kasih kepada Turki karena mendukung integritas teritorial Ukraina dan hak-hak masyarakat Tatar Krimea.”
Ia mencatat bahwa ia diberi pengarahan oleh Fidan mengenai kunjungannya baru-baru ini ke Moskow dan menggambarkan hubungan Ukraina-Turki sebagai “kemitraan strategis” yang memperkuat keamanan regional di Laut Hitam.
Kunjungan Fidan merupakan tindak lanjut dari peningkatan aktivitas diplomatik menjelang putaran kedua perundingan perdamaian Rusia-Ukraina yang akan diadakan minggu depan di Istanbul.