Bendera AS berkibar di depan gedung Kongres AS di Washington. (Anadolu Agency)
Muhammad Reyhansyah • 1 October 2025 13:32
Washington: Amerika Serikat (AS) resmi memasuki masa penutupan pemerintahan atau government shutdown setelah Presiden Donald Trump dan Kongres gagal mencapai kesepakatan anggaran hingga tenggat Rabu malam, 1 Oktober 2025 waktu setempat. Kondisi ini menandai shutdown ketiga yang terjadi di bawah kepemimpinan Trump, memperlihatkan semakin dalamnya polarisasi politik di Washington.
Sekitar 750.000 pegawai federal diperkirakan akan dirumahkan sementara, sebagian bahkan berpotensi kehilangan pekerjaan permanen. Berbagai kantor pemerintahan ditutup, sementara agenda deportasi yang menjadi prioritas Trump dipastikan tetap berjalan.
“Kami tidak ingin ini terjadi,” kata Trump sebelum tenggat, namun ia tak berhasil menjembatani perbedaan tajam antara Partai Demokrat dan Republik.
Mengutip dari The Korea Times, Rabu, 1 Oktober 2025, demokrat menuntut pendanaan untuk subsidi kesehatan dalam Affordable Care Act yang akan berakhir bagi jutaan orang, sementara Partai Republik menolak bernegosiasi. Situasi semakin tegang ketika Trump mengunggah video satir yang dinilai bernuansa rasis terhadap pimpinan Demokrat.
Penutupan pemerintahan kali ini diperkirakan berdampak luas. Sejumlah layanan publik, mulai dari pendidikan hingga lingkungan, terancam berhenti. Program Medicare dan Medicaid tetap berjalan, namun keterbatasan staf bisa menunda layanan.
Smithsonian diperkirakan bertahan hingga awal pekan, sementara taman nasional berpotensi ditutup karena alasan keamanan.
Ekonom memperingatkan bahwa shutdown berpotensi mengguncang perekonomian dalam hitungan hari. “Penutupan hanya menimbulkan biaya ekonomi, rasa takut, dan kebingungan di seluruh negeri,” ujar Rachel Snyderman dari Bipartisan Policy Center.
Senat hingga kini gagal meloloskan rancangan undang-undang sementara untuk menjaga pemerintahan tetap berjalan, dengan kedua partai saling menyalahkan. Kondisi ini mengingatkan pada penutupan pemerintahan terdahulu, termasuk yang terpanjang sepanjang sejarah pada masa jabatan pertama Trump.
Baca juga: Trump Ancam Demokrat dengan Pemecatan Massal Jika Shutdown Terjadi