Ilustrasi kemiskinan. Foto: MI.
Media Indonesia • 23 August 2025 07:49
TRAGEDI memilukan datang dari Sukabumi, Jawa Barat. Seorang balita berusia 4 tahun meninggal setelah menderita penyakit langka dengan tubuh dipenuhi cacing. Ia mengalami infeksi cacing gelang, juga TBC, karena pola pengasuhan dan sistem kesehatan di lingkungan rumahnya yang sangat jauh dari ideal.
Raya, nama balita tersebut, berasal dari keluarga tidak mampu alias miskin. Kedua orangtuanya diketahui juga dalam kondisi sakit. Ibunya mengalami gangguan kejiwaan, sedangkan sang ayah sudah lama menderita TBC. Karena itu, Raya lebih sering dirawat neneknya. Kebiasaan Raya bermain di kolong rumah dan mengorek-orek tanah diduga menjadi pemicu sakit cacingannya.
Tragedi yang menimpa Raya dan keluarganya tentu tak cukup direspons dan disikapi sebagai peristiwa kematian biasa. Tragedi itu sejatinya mewakili sebagian potret buram perihal masih minimalnya kehadiran negara, terutama dalam hal pemerataan akses layanan kesehatan dan perlindungan sosial. Pun, menjadi bukti konkret semakin luruhnya kepedulian masyarakat di lingkungan sekitar yang dahulu sejatinya merupakan salah satu kekuatan sosial bangsa ini.
Kematian Raya adalah pengingat bagi nurani dan akal sehat kita bahwa pemenuhan hak anak, baik dalam pengasuhan, kesehatan, maupun lingkungan hidup yang layak, sesungguhnya adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya orangtua anak. Pemerintah, baik pusat maupun daerah, dan masyarakat seharusnya menjadi garda terdepan dalam upaya tersebut. Ketika salah satu pihak, atau bahkan semua pihak absen, terjadilah tragedi kelam seperti yang menimpa Raya.
Baca juga: Podium MI: Noel dan Raya |
Baca juga:
Buntut Kematian Balita Raya, Dedi Mulyadi Minta Seluruh RS di Sukabumi Diaudit Investigatif |