Ketegangan Tarif Trump Mereda, tapi Risiko Masih Ada

Presiden AS Donald Trump. (Anadolu Agency)

Ketegangan Tarif Trump Mereda, tapi Risiko Masih Ada

Eko Nordiansyah • 31 August 2025 17:12

New York: Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan mitra-mitra utamanya telah mereda dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini, menurut UBS, memberikan sedikit kelegaan bagi pasar sekaligus mengurangi risiko tarif yang masih ada.

“Hubungan perdagangan antara AS dan sebagian besar mitra utamanya telah membaik baru-baru ini, mengurangi ancaman konflik tarif balasan,” kata analis UBS dikutip dari Investing.com, Minggu, 31 Agustus 2025.

Mereka menambahkan bahwa hal ini sejalan dengan pandangan kami bahwa sikap yang lebih tenang akan menang, sehingga reli ekuitas dapat berlanjut.

AS telah mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa dan Jepang yang membatasi tarif untuk sebagian besar barang yang masuk ke negara tersebut sebesar 15 persen, setengah dari tarif yang diancamkan awal tahun ini.

Perundingan dengan Tiongkok masih berlangsung setelah Presiden Donald Trump memperpanjang negosiasi selama 90 hari. UBS mencatat bahwa risiko siklus pembalasan yang menghancurkan ekonomi antara AS dan negara-negara mitranya tampaknya telah dihindari.
 

Baca juga: 

Tarif Trump Dinyatakan Ilegal oleh Pengadilan Banding AS



(Ilustrasi. Foto: Freepik)

Ketidakpastian masih ada

Namun, ketidakpastian terkait tarif masih tetap ada. UBS memperkirakan pungutan tersebut akan memangkas pertumbuhan PDB AS sekitar 1 poin persentase dan meningkatkan inflasi dengan margin yang serupa.

Para analis juga menandai risiko dari bea masuk yang bersifat menghukum yang dikenakan pada Swiss, India, dan Brasil, serta kemungkinan tarif khusus sektoral pada produk farmasi dan semikonduktor.

India sangat terpukul, dengan barang-barang yang dikenakan bea masuk hingga 50 persen. Tarif 25 persen sudah berlaku, dengan sisanya dijadwalkan mulai berlaku pada 27 Agustus.

UBS memperkirakan tingkat tarif AS yang efektif akan mencapai sekitar 15 persen. Bank tersebut mengatakan bahwa hal itu memang membebani tetapi seharusnya tidak cukup untuk menyebabkan resesi atau mengakhiri reli ekuitas.

Perusahaan tersebut merekomendasikan investor untuk memanfaatkan volatilitas pasar untuk menambah eksposur ekuitas, menyoroti peluang dalam tema inovasi transformasional, termasuk AI, Energi dan sumber daya, dan Umur Panjang.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)