Jepang Berminat Investasi Teknologi untuk Program 3 Juta Rumah

Ilustrasi perumahan. Foto: Kementerian PUPR

Jepang Berminat Investasi Teknologi untuk Program 3 Juta Rumah

Annisa ayu artanti • 15 January 2025 11:03

Jakarta: Pemerintah gencar mengajak investor untuk merealisasikan program tiga juta rumah. Setelah Qatar yang menyanggupi satu juta unit, Jepang disebut juga berminat berinvestasi untuk salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto tersebut.
 
Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah menyatakan dalam realisasi program tiga juta rumah, perlu adanya dukungan dari pihak swasta baik lokal maupun internasional.
 
Investor dari Negeri Sakura itu nantinya akan berinvestasi dalam penyediaan data dan teknologi perumahan ramah lingkungan.
 
"Dari Jepang kita belum dengar menyebut berapa jumlahnya ini untuk investasi sektor perumahan. Tapi rupanya Jepang ingin concern kepada teknologinya," kata Fahri dalam eminar internasional yang bertajuk Sustainable Housing, Building and Cities yang dikutip kembali dari laman Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman, Rabu, 15 Januari 2025.
 
Baca juga: 

Pembangun 1 Juta Rumah Bareng Qatar Berbentuk Rusun




Wakil Menteri Perumahan Fahri Hamzah. Foto: Medcom/Siti Yona.
 
Presiden Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), Tetsuya Watanabe mengatakan pihaknya siap menyediakan data dan teknologi untuk mendukung Indonesia menjadi kota cerdas atau smart city.
 
"Dari ekonomi berkelanjutan kita memperkenalkan data untuk zero komunitas pusat, memberikan informasi data untuk mendukung negara mitra untuk fasilitasi terhadap perubahan energi ini," ujar Tetsuya.
 

Pola investasi pembangunan perumahan

Fahri juga menyampaikan, pola investasi pembangunan perumahan yang tepat dan mengandalkan teknologi sangat cocok untuk lokasi di perkotaan, mengingat lahannya yang sempit dan kebutuhan hunian yang besar.
 
"Begitu kami menyebut angka tiga juta, rupanya ada banyak minat investor. Qatar kemarin kita sudah tanda tangan satu juta unit. Hari berikutnya saya bertemu dengan pejabat resmi dari Kantor Perdana Menteri Qatar, menyebut komitmen tambahan lima juta unit," ungkap Fahri.
 
Sementara untuk pembangunan rumah di perdesaan, menurut Wamen Fahri akan difokuskan dari anggaran APBN.
 
"Di desa itu kalau kita pakai model bisnis agak sulit. Mayoritas di desa sebenarnya sudah punya rumah, cuma rumahnya tidak layak," ujar Fahri.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)