Ilustrasi. Foto: dok MI.
Husen Miftahudin • 7 January 2025 08:57
New York: Dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB) dalam perdagangan yang tidak menentu setelah laporan yang saling bertentangan tentang bagaimana Rencana tarif agresif Presiden terpilih Donald Trump dapat terjadi saat ia menjabat.
Mengutip data Yahoo Finance, Selasa, 7 Januari 2025, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang, turun 0,64 persen menjadi 108,26, dengan euro naik 0,76 persen pada USD1,0386.
Dolar berada pada kecepatan penurunan persentase harian terbesar sejak 27 November dengan euro bersiap untuk kenaikan harian terbesar sejak 2 Agustus.
Nilai tukar dolar anjlok setelah Washington Post melaporkan para pembantu Trump tengah menjajaki rencana yang akan menerapkan tarif ke setiap negara, tetapi hanya pada sektor-sektor yang dianggap penting bagi keamanan nasional atau ekonomi AS, meredakan kekhawatiran tentang pengenaan tarif yang lebih keras dan lebih luas.
(Ilustrasi dolar AS. Foto: Freepik)
Nilai tukar dolar kemudian memangkas penurunan tajam setelah Trump membantah laporan tersebut dalam sebuah posting di platform Truth Social miliknya.
Indeks dolar telah mencapai level tertinggi dua tahun di 109,54 minggu lalu dalam perjalanan menuju kenaikan mingguan kelima berturut-turut, karena ekonomi yang tangguh, potensi inflasi yang lebih tinggi dari tarif dan laju penurunan suku bunga yang lebih lambat dari Federal Reserve telah menopang greenback.
Sementara yuan Tiongkok menguat 0,16 persen terhadap dolar AS menjadi 7,348 per dolar AS. Dolar mencapai level tertinggi dalam 26 bulan terhadap mata uang tersebut minggu lalu karena Tiongkok dipandang sebagai salah satu target tarif utama Trump.
Baca juga: Setali Tiga Uang, Rupiah Ikuti Pelemahan IHSG |