Ilustrasi DBD. Foto: Medcom.id.
Despian Nurhidayat • 14 August 2025 09:47
Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk mempercepat penanggulangan demam berdarah dengue (DBD). Sebab, penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk itu masih fluktuatif di tengah peningkatan hujan di beberapa wilayah.
Ketua Tim Kerja Arbovirosis Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes dr. Fajar Silalahi menekankan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendirian dalam mengatasi persoalan DBD. Menurut dia, seluruh potensi sumber daya di masyarakat dan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun non-pemerintah, harus disinergikan.
"Kita perlu menggabungkan serta mengolaborasikan segenap potensi sumber daya yang ada, baik dari unsur pemerintah maupun non-pemerintah, untuk mempercepat terwujudnya masyarakat yang terbebas dari DBD," kata Fajar saat dikutip dari Media Indonesia, Kamis, 14 Agustus 2025.
Fajar menekankan bahwa langkah pencegahan tetap menjadi strategi utama. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus, yaitu menguras, menutup, mendaur ulang, dan mencegah gigitan nyamuk disebutnya efektif apabila dilakukan secara konsisten.
Fajar juga menegaskan pentingnya koordinasi cepat antarinstansi saat ditemukan kasus di lapangan. Menurut dia, respons cepat sangat dibutuhkan dalam penanganan kasus DBD.
"Respons yang cepat dan tepat dapat mencegah penyebaran lebih luas," ungkap dia.
Baca juga:
DBD Kian Mengancam, Ini Langkah Pencegahan yang Harus Dilakukan |