Jakarta: Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi salah satu ancaman kesehatan yang serius di Indonesia, terutama saat musim hujan dan pancaroba. Kasus DBD kerap mengalami peningkatan drastis setiap tahunnya. Seperti yang terjadi di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Dinas Kesehatan Kabupaten Subang melaporkan sebanyak 601 kasus DBD telah ditemukan hingga akhir Juli 2025. Tragisnya, enam warga meninggal dunia. Situasi ini menunjukkan bahwa virus dengue masih menjadi musuh nyata yang perlu diwaspadai bersama.
Selain itu, di Tasikmalaya Jawa Barat, kasus DBD juga mengalami peningkatan. Sejak bulan Januari hingga Juli tercatat 492 orang positif terserang nyamuk aedes aegypti. Peningkatan tersebut menyebabkan 6 orang mendapat perawatan intensif di tiga Puskesmas dan 2 meninggal hingga yang lain berangsur sembuh.
Mengapa DBD Masih Berbahaya?
DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk aedes aegypti. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, DBD bisa menimbulkan komplikasi serius bahkan berujung kematian.
Gejala yang umumnya muncul antara lain:
- Demam tinggi mendadak
- Nyeri otot dan sendi
- Mual atau muntah
- Ruam kemerahan di kulit
- Mimisan atau gusi berdarah
- Deteksi dini dan penanganan medis sangat penting untuk mencegah kondisi memburuk.
Langkah Pencegahan DBD yang Harus Dilakukan
Pemerintah dan tenaga kesehatan terus mengampanyekan gerakan 3M Plus sebagai cara utama untuk mencegah penyebaran DBD. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh masyarakat:
1. Menguras
Membersihkan dan menguras tempat penampungan air minimal seminggu sekali, seperti bak mandi, ember, pot, dan tempat minum hewan.
2. Mengubur
Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan, seperti kaleng bekas, ban bekas, dan lain-lain.
3. Mendaur Ulang
Memanfaatkan atau membuang barang bekas yang dapat menampung air hujan, seperti kaleng, botol plastik, ban bekas, atau wadah lainnya.
4. Plus
- Menaburkan larvasida pada tempat air yang sulit dikuras.
- Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, seperti ikan cupang atau ikan guppy.
- Memasang kelambu di tempat tidur.
- Menggunakan obat nyamuk atau lotion anti-nyamuk.
- Menanam tanaman pengusir nyamuk seperti lavender, serai wangi, atau zodia.
- Meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk.