Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat. Dokumentasi/ istimewa
Tasikmalaya: Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, masih terus mengalami peningkatan sejak bulan Januari hingga Juli tercatat 492 orang positif terserang nyamuk aedes aegypty. Peningkatan tersebut menyebabkan 6 orang mendapat perawatan intensif di tiga Puskesmas dan 2 meninggal hingga yang lain berangsur sembuh.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, mengatakan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi selama ini mengalami peningkatan mulai masuk kemarau dan kemungkinan kasusnya dapat meningkat. Namun peningkatan kasus ini belum ada kesadaran masyarakat terutama dalam kebersihan lingkungan sekitar rumah.
"Kasus DBD yang terjadi membuat 6 orang harus menjalani perawatan intensif berada di PKM Puskemas Indihiang, Sambongpari dan PKM Urug, Kawalu. Peningkatan kasus harus diwaspadai bersama, karena bulan Januari hingga Juli meningkat tercatat ada 492 jiwa di antaranya 2 orang meninggal dan masyarakat agar melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," kata Uus dalam keterangan pers, Kamis, 24 Juli 2025.
Uus mengatakan serangan nyamuk aedes aegypty yang terjadi selama ini didominasi anak-anak termasuk semua umur mulai usia 0-5 tahun tercatat 91 kasus, usia 6-12 tahun 155 kasus, usia 13-18 tahun 67 kasus, usia 19-30 tahun 79 kasus, usia 31-50 tahun 74 kasus, usia 50 tahun 26 kasus.
Peningkatan kasus terjadi bulan Januari tercatat 75 kasus, Februari 98 kasus, Maret 74 kasus, April 79 kasus, Mei 65, Juni 70, Juli 31 kasus, jumlah laki-laki 235 orang, perempuan 257 orang.
"Kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayahnya mulai memasuki musim kemarau terjadi di berbagai daerah, meningkatnya kasus ini tersebar di 10 kecamatan. Kami meminta masyarakat selalu waspada, terutamanya harus rutin membersihkan lingkungan di sekitar rumah, karena masih banyak warga abai dalam menguras air dalam bak mandi," jelasnya.
Menurutnya kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi sekarang masih mengalami peningkatan lantaran di setiap rumah masyarakat abai membersihkan lingkungan. Karena, serangan nyamuk aedes aegypty tidak memandang usia dan selama ini Dinas Kesehatan tetap berupaya melakukan edukasi terutama gerakan satu rumah satu jumantik (G1R1J) termasuknya pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
"Kami meminta agar masyarakat supaya selalu rutin menguras bak air, menutup, mengubur (3M), pemberantasan sarang nyamuk serta menjaga pola hidup sehat dan bersih (PHBS). Karena, dikhawatirkan kasus meningkat meski dibandingkan tahun 2024 kasusnya menurun dan bagi masyarakat harus selalu waspada membersihkan lingkungan sekitar rumah termasuk gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dilakukan secara masif," ujarnya.