Uskup Agung Pietro Parolin kecam Israel atas genosida di Gaza. Foto: Anadolu
Vatican City: Vatikan melalui diplomat tertinggi Takhta Suci, Uskup Agung Pietro Parolin secara resmi mengecam apa yang disebutnya sebagai "pembantaian yang terus berlanjut" oleh Israel di Gaza.
Dalam wawancara eksklusif dengan surat kabar Vatikan L'Osservatore Romano pada Senin 6 Oktober 2025, Parolin menuduh Israel mengabaikan nyawa warga sipil dalam upayanya melawan Hamas.
Parolin menyatakan serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel sebagai "tidak manusiawi dan tidak dapat dibenarkan" sekaligus mendesak kelompok tersebut membebaskan sandera yang masih ditahan. Namun, kritik utamanya tertuju pada Israel yang dinilai melakukan perang tanpa mempertimbangkan korban jiwa di kalangan warga tak bersenjata.
"Tidak cukup hanya mengatakan bahwa apa yang terjadi tidak dapat diterima sambil membiarkannya terus berlanjut," tegas Parolin, dikutip dari Shafaq, Selasa, 7 Oktober 2025.
Ketidakberdayaan komunitas internasional
Diplomat Vatikan ini menyoroti ketidakberdayaan komunitas internasional dalam menghentikan konflik. Parolin secara khusus mempertanyakan legitimasi negara-negara yang terus memasok senjata kepada Israel, senjata yang menurutnya digunakan terhadap warga sipil.
Pernyataan ini menggemakan kritik sebelumnya dari Paus Fransiskus tentang "terorisme" yang dilakukan kedua belah pihak.
Mengenai kedaulatan Palestina, Parolin menegaskan bahwa negara
Palestina "tidak mengancam negara lain" dan dapat hidup berdampingan secara damai dengan Israel.
Ia menyambut baik meningkatnya pengakuan internasional terhadap Palestina dan menekankan bahwa solusi dua negara "lebih diperlukan dan realistis dari sebelumnya". Menurutnya, nasib bangsa Israel dan Palestina "terkait erat" dan tidak dapat dipisahkan.
Posisi Vatikan
Pernyataan Parolin ini merupakan posisi paling tegas Vatikan sejak konflik terakhir memanas. Sebagai Menteri Luar Negeri Vatikan, kata-katanya mencerminkan kebijakan resmi Takhta Suci. Kritiknya terhadap pasokan senjata international secara implisit ditujukan kepada Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya yang menjadi pemasok utama alutsista Israel.
Vatikan telah lama mendukung solusi dua negara dan memiliki hubungan diplomatik dengan kedua belah pihak. Pernyataan Parolin ini diperkirakan akan mempengaruhi opini publik Katolik dunia dan meningkatkan tekanan diplomatik terhadap Israel.
Pernyataan ini juga mempertegas komitmen Gereja Katolik terhadap perdamaian di Timur Tengah dan perlindungan warga sipil dalam konflik bersenjata.
(Muhammad Adyatma Damardjati)