Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: dok Kemenko Perekonomian.
Ade Hapsari Lestarini • 8 April 2025 22:41
Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan beberapa produk ekspor unggulan Indonesia seperti apparels dan footwear memiliki berpeluang besar melakukan penetrasi pasar.
Hal ini karena Indonesia memiliki tarif lebih rendah dari beberapa negara peers seperti Vietnam (46 persen), Bangladesh (37 persen), dan Kamboja (49 persen).
Pemerintah akan melakukan balancing terhadap neraca perdagangan dengan AS melalui pembelian produk agrikultur dari AS seperti soya bean, pembelian peralatan engineering, pembelian LPG, LNG, dan migas oleh Pertamina.
Langkah selanjutnya, Pemerintah juga menyiapkan insentif fiskal atau nonfiskal, untuk mendorong impor dari AS dan menjaga daya saing ekspor ke AS. Sebelumnya, Pemerintah juga telah melakukan negosiasi melalui pertemuan antara KBRI dengan USTR dan melakukan sosialisasi dan menjaring masukan masyarakat dengan melibatkan asosiasi pelaku usaha.
Indonesia juga dinilai memiliki fleksibilitas yang lebih besar untuk menyeimbangkan Neraca Perdagangan dengan AS melalui peningkatan impor barang dari AS.
"Dengan surplus yang kecil dan ketergantungan yang rendah, Indonesia berada dalam posisi yang lebih aman dan strategis untuk memperkuat kerja sama dagang dengan AS," ungkap kata Airlangga, dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia, dilansir laman Kemenko Perekonomian, Selasa, 8 April 2025.
Ke depan, berbagai kebijakan jangka menengah juga telah disiapkan Pemerintah mulai dari penciptaan lapangan kerja melalui penguatan industri padat karya, optimalisasi DHE SDA dan implementasi kegiatan usaha bulion, hingga membuka peluang pasar di 83 persen global trade melalui berbagai kerja sama internasional seperti IEU-CEPA, RCEP, IPEF, hingga CP-TPP.
Ilustrasi kegiatan ekspor impor Indonesia. Foto: dok MI/Pius Erlangga.
Baca juga: Airlangga: Risiko Ketidakpastian Ekonomi Global di 2025 Cenderung Tinggi |