RI-Tiongkok Bangun Kerja Sama Teknologi dan Budaya

Indonesia dan Tiongkok berkomitmen untuk membangun kerja sama teknologi dan budaya. Foto: Istimewa.

RI-Tiongkok Bangun Kerja Sama Teknologi dan Budaya

Husen Miftahudin • 28 May 2025 13:36

Jakarta: Indonesia dan Tiongkok berkomitmen untuk membangun kerja sama teknologi dan budaya yang dilakukan dengan meresmikan KTT Global Pertama tentang Pembangunan Bersama 'Belt and Road' Berkualitas Tinggi, yang diselenggarakan United Nations Global Compact (UNGC) dan Pemerintah Indonesia.
 
Pada kesempatan ini, dua proyek unggulan dari GEM Co.,Ltd, perusahaan daur ulang dan teknologi metalurgi, diumumkan secara global sebagai proyek percontohan kolaborasi teknologi dan budaya pertama dalam Platform Aksi 'Belt and Road' UNGC: Laboratorium Riset Bersama Tiongkok-Indonesia GEM-ITB-CSU dan Akademi Metalurgi Masa Depan GEM-UNU Yogyakarta.
 
"Kedua proyek ini bertujuan untuk memberikan dukungan talenta dan penguatan teknologi demi pembangunan berkelanjutan dalam kerangka 'Belt and Road'," kata Pendiri dan Ketua GEM Group Prof. Xu Kaihua, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 28 Mei 2025.
 
Rektor UNU Yogyakarta Prof. Widya menjelaskan Akademi Metalurgi Masa Depan Tiongkok-Indonesia adalah pusat unggulan global dalam pendidikan, riset, dan kebijakan metalurgi basah. Proyek ini didukung oleh Pemerintah Tiongkok dan Indonesia serta bekerja sama dengan GEM.
 
"Akademi ini akan menjadi landasan dalam melatih generasi ahli metalurgi dan mendukung pembangunan berkelanjutan industri metalurgi global," papar dia.
 
Sementara, Rektor ITB Prof. Tatacipta menekankan Laboratorium Riset Bersama Tiongkok-Indonesia telah membawa lompatan signifikan bagi ITB di bidang riset material baru dan energi.
 

Baca juga: Pemerintah Sasar Pembangunan Infrastruktur yang Berkelanjutan


(Laboratorium Riset Bersama GEM-ITB-CSU di Bandung. Foto: Istimewa)
 

Hubungkan universitas dan rantai industri

 
Sebelum KTT, Rapat Tahunan Dewan Penasihat Tingkat Tinggi Platform Aksi 'Belt and Road' UNGC dibuka di Laboratorium Riset Bersama GEM-ITB-CSU di Bandung. Prof. Xu Kaihua menjelaskan laboratorium ini merupakan platform riset revolusioner yang menghubungkan universitas dan rantai industri.
 
"Dengan sistem inovasi tiga tingkat (lab kecil, skala menengah, skala uji coba), teknologi metalurgi dapat dikembangkan hingga lokal dan mandiri. Ia meyakini bahan energi baru terbaik dunia di masa depan akan lahir di sini, sembari mencetak lebih banyak doktor untuk mendukung industri energi global," tutur dia.
 
Perwakilan Dewan UNGC dan Penasihat Internasional dari Tsinghua SDG Institute Lin Meijin menyatakan laboratorium ini merupakan contoh luar biasa kerja sama industri-universitas dalam menjawab tantangan lingkungan global, selaras dengan semangat G20 dan upaya menuju netralitas karbon.
 
"Dalam lima tahun terakhir, GEM telah menginvestasikan hampir USD4 miliar di Indonesia, menciptakan 7.000 lapangan kerja, dan mendidik lebih dari 180 pelajar," ucap Prof. Xu Kaihua.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)