Wall Street Merosot Imbas Tarif Otomotif Trump

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Wall Street Merosot Imbas Tarif Otomotif Trump

Eko Nordiansyah • 28 March 2025 08:20

New York: Wall Street berakhir lebih rendah pada Kamis, 27 Maret 2025 waktu setempat. Penurunan saham ini setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melanjutkan rencana tarif baru yang substansial pada impor otomotif.

Dilansir Xinhua, Dow Jones Industrial Average turun 155,09 poin, atau 0,37 persen, menjadi 42.299,7. S&P 500 turun 18,89 poin, atau 0,33 persen, menjadi 5.693,31, sementara Nasdaq Composite turun 94,98 poin, atau 0,53 persen, menjadi 17.804,03.

Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup melemah, dengan sektor energi dan layanan komunikasi memimpin penurunan, masing-masing turun 0,85 persen dan 0,84 persen. Barang kebutuhan pokok konsumen dan perawatan kesehatan menjadi satu-satunya yang menguat, masing-masing naik 1,00 persen dan 0,19 persen.

Di antara saham cip, Nvidia turun lebih dari dua persen, sementara Broadcom dan AMD turun masing-masing lebih dari empat dan tiga persen. Sementara itu, saham Alibaba naik 2,59 persen pada hari Kamis setelah perusahaan meluncurkan model AI terbarunya dalam "seri Qwen".
 

Baca juga: 

Siap Lawan Tarif AS, PM Jepang Pertimbangkan Semua Opsi



(Presiden AS Donald Trump. Foto: EPA)

Rencana tarif impor 25%

Pada Rabu, Trump menandatangani perintah eksekutif yang mengenakan tarif 25 persen pada mobil buatan luar negeri, yang akan mulai berlaku pada awal April, minggu yang sama ketika tarif timbal balik dijadwalkan akan dimulai.

Kekhawatiran pasar semakin dalam setelah Trump memperingatkan pada hari Kamis bahwa tarif yang lebih tinggi akan dikenakan pada Kanada dan UE jika mereka bekerja sama untuk "membahayakan ekonomi" Amerika Serikat. Kedua mitra dagang tersebut sangat menentang tindakan baru tersebut.

"Saya pikir kebijakan perdagangan yang diterapkan secara tidak menentu itulah yang mungkin membuat investor gelisah. Pendekatan yang diambil membuat orang khawatir bahwa sesuatu mungkin akan luput dari perhatian. Masalahnya bukan pada kebijakannya, tetapi pada cara mereka melakukannya," kata ahli strategi pasar global senior di Wells Fargo Investment Institute Sameer Samana.

"Jika dalam beberapa minggu kedepan kita memiliki kerangka kerja perdagangan dan tarif, dan perusahaan serta konsumen dapat mulai membuat keputusan lagi dengan kejelasan, mungkin saja ini semua adalah hambatan jangka pendek dan kita mulai kembali ke jalur yang benar," tambahnya.

Perekonomian AS tumbuh sedikit lebih cepat pada kuartal terakhir 2024 daripada yang dilaporkan sebelumnya, menurut Departemen Perdagangan pada hari Kamis.

Departemen tersebut merevisi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal keempat menjadi tingkat tahunan sebesar 2,4 persen, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,3 persen. Hal ini menyusul ekspansi 3,1 persen pada kuartal ketiga.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)