Mohamed Hamdan Dagalo atau Hemedti. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 7 November 2025 18:11
Khartoum: Kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) menyatakan kesediaannya menerima proposal gencatan senjata kemanusiaan yang difasilitasi Amerika Serikat. Keputusan tersebut disampaikan setelah RSF merebut Kota El-Fasher, benteng terakhir militer Sudan di Darfur Barat, usai pengepungan yang berlangsung lebih dari 18 bulan.
RSF menyambut positif inisiatif Quad yang terdiri atas Amerika Serikat, Arab Saudi, Mesir, dan Uni Emirat Arab. Kelompok itu menyatakan siap memulai pembicaraan mengenai mekanisme gencatan senjata dan proses politik untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan di Sudan.
Sementara itu, seorang pejabat militer Sudan yang enggan disebutkan namanya menegaskan bahwa pihak tentara hanya akan menyetujui kesepakatan jika RSF menarik pasukannya dari kawasan sipil dan menyerahkan senjata sesuai perjanjian sebelumnya.
Perang berkepanjangan antara kedua pihak telah menewaskan sekitar 40.000 orang berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan memaksa 12 juta warga mengungsi.
Selain itu, sekitar 24 juta orang kini menghadapi kerawanan pangan akut, dengan 83 persen keluarga di wilayah timur dan barat Sudan dilaporkan kekurangan makanan, menurut laporan Islamic Relief. Banyak warga El-Fasher yang melarikan diri kini tiba di kamp Al-Affad, Negara Bagian Utara, sekitar 350 kilometer dari Khartoum.