Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Rerie). Foto: Dok. NasDem. 
                                                
                    Fachri Audhia Hafiez •  4 November 2025 14:31 
                
                
                    
                        Jakarta: Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Rerie) menekankan membela negara bukan hanya kewajiban, melainkan juga hak setiap warga negara. Hal itu diungkapkan Rerie saat memberi sambutan pada peluncuran buku berjudul Untold Story: Bawa Mereka Pulang, di Kompas Institute, Jakarta, Selasa, 4 November 2025.
"Ketika restu negara belum didapat, tetapi semangat untuk membebaskan anak bangsa sudah bulat, kita harus mengedepankan hak kita untuk membela bangsa ini," ujar Rerie di lokasi.
 
Buku Untold Story: Bawa Mereka Pulang karya Fenty Effendy itu mengangkat kisah pembebasan 10 ABK Indonesia yang 
disandera kelompok Abu Sayyaf di kawasan konflik Mindanao, Filipina Selatan pada 2016. Rerie yang di masa itu merupakan eksekutif di 
Media Group menjadi bagian dari Tim Kemanusiaan Surya Paloh dalam upaya pembebasan sandera. 
Menurut Rerie, di masa itu untuk menjadi bagian pembebasan sandera ABK Indonesia di Mindanao harus mendapat restu dari negara. Anggota Komisi X DPR itu menilai, Tim Kemanusiaan 
Surya Paloh yang terdiri dari unsur media, partai politik, bisnis, dan institusi pendidikan, merupakan contoh kolaborasi pentahelix yang baik dalam mengatasi sebuah permasalahan. 
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Rerie). Foto: Dok. NasDem.
Rerie mengungkapkan dalam pembebasan sandera tersebut tidak hanya melalui upaya politik. Namun, juga melibatkan institusi pendidikan di bawah Yayasan Sukma Bangsa. 
Karena, salah satu kesepakatan dalam pembebasan sandera tersebut adalah 10 sandera itu dibebaskan. Namun, 40 anak Mindanao bisa bersekolah gratis.
"Bersekolah gratis di Sekolah Sukma Bangsa di Aceh yang dikelola Yayasan Sukma Bangsa," ujar Rerie.