Presiden Bank Dunia: Tarif yang Lebih Rendah Baik untuk Semua Orang

Presiden Bank Dunia Ajay Banga. Foto: dok Xinhua/Xie E.

Presiden Bank Dunia: Tarif yang Lebih Rendah Baik untuk Semua Orang

Ade Hapsari Lestarini • 23 April 2025 10:33

Washington: Presiden Grup Bank Dunia Ajay Banga mengatakan tarif yang lebih rendah baik untuk semua orang. Dia telah melihat peningkatan perdagangan antar-regional dan perdagangan bilateral dalam beberapa tahun terakhir.

Banga mengatakan, selama 10 tahun terakhir, jumlah kesepakatan perdagangan bilateral dan regional yang ditandatangani di dunia, jumlahnya jauh melebihi apa yang diperhatikan kebanyakan orang.

"CPTPP, RCEP, ini semua adalah kesepakatan yang melibatkan kelompok negara dalam dekade terakhir, dan itu telah mengubah cara kerja perdagangan di negara-negara tersebut," kata Banga dalam sebuah acara selama Pertemuan Musim Semi 2025 Grup Bank Dunia (WBG) dan Dana Moneter Internasional (IMF), dilansir Xinhua, Rabu, 23 April 2025.

Banga pun mengacu pada Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik, dan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional - dua perjanjian perdagangan utama di kawasan Asia-Pasifik.


Ilustrasi logo Bank Dunia. Foto: dok Metrotvnews.com
 

Baca juga: Bank Dunia Bakal Tingkatkan Dampak Teknologi untuk Mempercepat Pembangunan
 

Banyak negara berkembang masih mempertahankan tarif yang lebih tinggi


Pada konferensi pers minggu lalu, presiden Bank Dunia mencatat ada potensi yang belum dimanfaatkan dalam integrasi regional yang lebih dalam.

"Perdagangan antarnegara berkembang tumbuh pesat. Hampir setengah dari ekspor dari negara-negara ini, sekarang masuk ke pasar berkembang lainnya," kata Banga.

"Memperkuat hubungan regional melalui proses perbatasan yang lebih efisien, biaya perdagangan yang lebih rendah, lebih sedikit gesekan, aturan asal yang jelas, ini dapat meningkatkan volume perdagangan dan mendukung pertumbuhan yang lebih stabil dan beragam," ujar dia.

Presiden Bank Dunia juga mencatat banyak negara berkembang masih mempertahankan tarif yang lebih tinggi daripada negara maju, dengan rata-rata beberapa poin persentase lebih tinggi pada impor utama, yang menciptakan risiko nyata "tarif timbal balik" dan hilangnya daya saing.

"Jadi liberalisasi berbasis luas, tidak hanya dengan mitra favorit, dapat membantu mengimbangi risiko ini dan benar-benar memperluas akses pasar," kata dia, seraya menambahkan sejarah menunjukkan ekonomi yang lebih terbuka cenderung tumbuh lebih cepat dan mereka menahan stok dan guncangan dengan lebih efektif.

Banga mengatakan kepada wartawan, ketidakpastian dan volatilitas berkontribusi pada lingkungan ekonomi dan bisnis yang lebih hati-hati, mendesak negara-negara untuk bernegosiasi dan terlibat dalam dialog tentang masalah perdagangan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)