Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri, Teguh Setyabudi, memimpin koordinasi penanganan pasca kerusuhan di Jatim. Dokumentasi/ Humas Pemprov Jatim
Surabaya: Aksi demonstrasi yang berujung ricuh hingga pembakaran Gedung Negara Grahadi dan Mapolsek Tegalsari pada akhir Agustus 2025 lalu langsung menjadi perhatian serius pemerintah pusat. Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri, Teguh Setyabudi, datang ke Jawa Timur untuk memimpin koordinasi penanganan pasca kerusuhan.
“Kami ditugaskan Pak Mendagri untuk turun langsung ke daerah-daerah yang mengalami unjuk rasa. Kami membahas advokasi Forkopimda, duduk bersama tokoh masyarakat, hingga pengaktifan kembali Siskamling (Sistem Keamanan Keliling),” kata Teguh, saat menghadiri rapat di Kantor Gubernur Jawa Timur, Kamis, 11 September 2025.
Dalam rapat monitoring bersama Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak dan jajaran Forkopimda, Kemendagri menekankan pentingnya menghidupkan kembali Siskamling di seluruh tingkatan RT/RW sebagai bagian dari strategi menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
“Kita fokus mengaktifkan kembali Siskamling di tatanan RT/RW agar lebih optimal. Forkopimda Jatim sudah memberi banyak masukan, ini akan kami cermati untuk menjadi kebijakan yang tepat,” jelas Teguh.
Teguh menegaskan meski sejumlah pos Siskamling di Jawa Timur masih berjalan, pemerintah ingin perannya lebih maksimal terutama di wilayah rawan ricuh. “Di beberapa daerah masih aktif, tapi kami harap seluruh daerah segera menggerakkan kembali Siskamling,” ungkap Teguh.
Selain itu pihaknya juga telah melakukan kajian atas akar permasalahan kerusuhan, mulai dari pemicu, pola aksi, hingga dampak kerusakan. “Kita sudah duduk bersama untuk memetakan akar masalah dan proses hukum yang berjalan. Fokus kami adalah menghadirkan solusi nyata melalui Siskamling yang sesuai dengan kondisi lapangan,” tegas Teguh.
Sementara Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak, menegaskan bahwa Siskamling sejatinya bukan hal baru bagi masyarakat Jawa Timur. Berdasarkan data, terdapat 145 ribu pos Siskamling yang siap dihidupkan kembali.
“Siskamling ini sebenarnya sudah lama ada. Namun memang perlu peremajaan, apalagi melibatkan generasi muda seperti Gen Z dan milenial agar mereka ikut aktif menjaga keamanan lingkungan,” ujar Emil.
Menurut Emil, pengaktifan kembali Siskamling bukan hanya reaksi atas tragedi Grahadi, melainkan kebutuhan nyata untuk memperkuat keamanan warga. “Di tingkat RW, hampir semua sudah punya pos Siskamling. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah menghidupkan dan memaksimalkan kembali fungsinya,” pungkas Emil.