Presiden Prabowo Subianto. Dok Tangkapan Layar
M Ilham Ramadhan Avisena • 20 October 2025 22:28
Jakarta: Presiden Prabowo Subianto menyoroti persoalan serius terkait kekurangan tenaga medis nasional, terutama dokter umum dan spesialis. Dia menginstruksikan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) memprioritaskan beasiswa kepada mahasiswa kedokteran.
"Fakultas kedokteran yang ada pun harus ditambah jumlah mahasiswanya. Dan, ini kalau perlu kita tambah beasiswa. Mungkin LPDP prioritasnya antara lain yang paling atas adalah kedokteran," kata Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 20 Oktober 2025.
Menurut dia, beasiswa itu penting lantaran Indonesia membutuhkan banyak dokter. Dia menilai reformasi kebijakan pendidikan kedokteran juga perlu dilakukan sebagai bagian dari respons terhadap program pemeriksaan kesehatan gratis yang sudah diikuti 43 juta warga Indonesia.
Salah satu hasil dari program tersebut mengungkap sebagian besar masyarakat mengalami gangguan kesehatan di bagian mulut dan gigi. "Ternyata hasil cek kesehatan gratis ini sebagian besar rakyat kita punya masalah di gigi, di penyakit gigi," ujar Prabowo.
Temuan tersebut menunjukkan jumlah dokter, terutama dokter gigi, masih sangat terbatas. Prabowo mengatakan dokter umum di Indonesia juga masih sangat kurang.
"Kalau tidak salah kekurangan kita di atas 140 ribu dokter. Kita juga kekurangan spesialis," kata Prabowo.
Dia menambahkan kekurangan tenaga medis bukan hanya dialami Indonesia, tetapi juga terjadi secara global. Negara-negara maju seperti Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat bahkan merekrut dokter dari berbagai negara untuk menutupi kekurangan tersebut.
Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, Prabowo mendorong agar kebijakan pendidikan nasional diarahkan pada peningkatan kapasitas kedokteran. Pemerintah, kata dia, perlu menambah jumlah fakultas kedokteran, memperluas kuota mahasiswa, dan memberikan dukungan finansial bagi calon dokter.