Mural Black Lives Matter di Washington Dipaksa Dihapus Akibat Tekanan Partai Republik

Mural Black Live Matter yang berdekatan dengan Gedung Putih. Foto: The New York Times

Mural Black Lives Matter di Washington Dipaksa Dihapus Akibat Tekanan Partai Republik

Fajar Nugraha • 11 March 2025 11:41

Washington: Otoritas setempat di ibu kota Amerika Serikat (AS) mulai menghapus mural Black Lives Matter yang terletak di dekat Gedung Putih pada Senin 10 Maret 2025. Penghapusan dilakukan setelah mendapat tekanan dari Partai Republik.

Mural ini pertama kali dibuat pada 2020 sebagai simbol protes atas kematian George Floyd dan sempat menjadi titik penting dalam gerakan anti-rasisme di negara tersebut.

Lukisan besar yang membentang di sepanjang dua blok di 16th St. NW itu menjadi salah satu ikon perlawanan terhadap ketidakadilan rasial di AS. Kawasan tersebut kemudian diberi nama Black Lives Matter Plaza dan dijadikan zona semi-pedestrian, meskipun lalu lintas kendaraan masih diizinkan melewati persimpangan di I St NW.

Langkah penghapusan mural ini terjadi hanya beberapa hari setelah anggota Kongres dari Partai Republik, Andrew Clyde, mengajukan rancangan undang-undang yang mengancam akan menghentikan miliaran dolar dana federal untuk pemerintah lokal Washington DC jika nama Black Lives Matter Plaza tidak diubah menjadi Liberty Plaza.

"Satu minggu setelah saya mengusulkan legislasi untuk mengganti nama Black Lives Matter Plaza, pekerja telah mulai membongkarnya. Membuat DC Hebat Kembali!" ujar Clyde dalam unggahannya di platform X, seperti dikutip Anadolu Agency, Selasa 11 Maret 2025.

Mural ini pertama kali dilukis setelah aparat federal menggunakan gas air mata dan granat asap untuk membubarkan demonstrasi Black Lives Matter di area sekitar Gedung Putih. Insiden tersebut terjadi pada masa kepemimpinan Presiden Donald Trump, yang saat itu menggunakan lokasi tersebut untuk sesi foto di depan gereja dengan memegang Alkitab.

Keputusan untuk menghapus mural yang telah menjadi simbol gerakan sosial ini menuai beragam reaksi dari masyarakat. Sementara pendukung Partai Republik melihatnya sebagai langkah pemulihan ketertiban di ibu kota, banyak aktivis dan tokoh masyarakat yang menganggap tindakan ini sebagai upaya menghapus jejak perjuangan keadilan rasial yang telah diperjuangkan selama bertahun-tahun.


(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Fajar Nugraha)