Sekjen PBB Kecam Serangan Israel ke Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon

Pasukan UNIFIL yang bertugas di Lebanon. Foto: Anadolu

Sekjen PBB Kecam Serangan Israel ke Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon

Fajar Nugraha • 4 September 2025 06:29

New York: Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Rabu mengecam serangan Israel di dekat kontingen Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL).

"Sekretaris Jenderal menyatakan keprihatinan serius atas insiden yang terjadi pada 2 September di mana pesawat tanpa awak (drone) Pasukan Pertahanan Israel menjatuhkan granat di sekitar pasukan penjaga perdamaian UNIFIL yang sedang melaksanakan tugas yang diamanatkan untuk mendukung implementasi resolusi Dewan Keamanan 1701," kata juru bicaranya, Stephane Dujarric, dalam konferensi pers, seperti dikutip dari Anadolu, Kamis 4 September 2025.

Menyebutnya sebagai "salah satu serangan paling serius terhadap UNIFIL," Dujarric mengatakan "satu granat mengenai sasaran dalam jarak 20 meter dan tiga granat dalam jarak sekitar 100 meter dari personel dan kendaraan PBB. Drone-drone tersebut terpantau kembali ke selatan Garis Biru."

"Syukurlah, tidak ada yang terluka," tambah Dujarric.

Guterres, ujarnya, "menekankan bahwa tindakan apa pun yang membahayakan nyawa pasukan penjaga perdamaian sama sekali tidak dapat diterima," menuntut semua pihak "menjunjung tinggi tanggung jawab mereka untuk memastikan keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian serta keamanan instalasi PBB."

Insiden itu terjadi hanya beberapa hari setelah Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat memperbarui mandat UNIFIL untuk terakhir kalinya pada 28 Agustus.

UNIFIL telah beroperasi di Lebanon selatan sejak 1978 dan diperkuat secara signifikan berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 setelah perang tahun 2006 antara Israel dan kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah.

Perang lintas batas antara Hizbullah dan pasukan Israel dimulai pada Oktober 2023, setelah serangan Hamas di Israel. Perang ini meningkat menjadi perang skala penuh pada September 2024, menewaskan lebih dari 4.000 orang dan melukai 17.000 orang.

Gencatan senjata dicapai pada November, tetapi Israel telah melancarkan serangan hampir setiap hari di Lebanon selatan sejak saat itu, dengan klaim menargetkan aktivitas Hizbullah.

Israel seharusnya menarik diri sepenuhnya dari Lebanon selatan awal tahun ini, tetapi masih mempertahankan kehadiran militer di lima pos perbatasan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)