Minta Maaf ke Publik, Menkeu Purbaya: Bicara Saya kaya Koboi!

Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa bersama Sri Mulyani dalam acara serah terima jabatan di Kantor Kemenkeu. Foto: Tangkapan layar YouTube Kemenkeu/Insi.

Minta Maaf ke Publik, Menkeu Purbaya: Bicara Saya kaya Koboi!

Insi Nantika Jelita • 9 September 2025 15:06

Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan permohonan maaf kepada publik terkait pernyataannya yang menjadi sorotan ke publik.
 
Pascadilantik sebagai menkeu di Istana Negara, kemarin, Purbaya menanggapi isu demonstrasi bertajuk Gerakan 17+8 Tuntutan Rakyat. Ia menilai gerakan tersebut tidak merepresentasikan keseluruhan masyarakat.
 
"Jadi, kemarin kalau ada kesalahan, saya mohon maaf. Ke depan akan lebih baik lagi," ucap Purbaya usai acara serah terima jabatan menkeu di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, 9 September 2025.
 
Ia menegaskan dirinya masih baru menjabat, sehingga masih perlu banyak penyesuaian. Purbaya membandingkan pengalamannya saat bertugas di Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), di mana situasinya tidak terlalu banyak disorot publik.
 
Purbaya mengakui, peran sebagai bendahara negara jauh lebih kompleks dibandingkan dengan pengalamannya sebelumnya. "Ini kan saya pejabat baru di sini. Bisa dibilang menteri kagetan. Jadi kalau bicara, katanya menurut Ibu Sri Mulyani, saya terkesan seperti koboi," ungkap dia.
 
"Waktu di LPS sih enggak ada yang monitor, jadi saya tenang. Ternyata di keuangan beda. Salah ngomong langsung dipelintir di sana-sini," lanjut Purbaya.
 

Baca juga: Sri Mulyani Pamit, Pesan ke Yudhi Purbaya: Tolong Jaga Keuangan Negara!


(Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Foto: dok Istimewa)
 

Jawab tuntutan rakyat 17+8

 
Pascadilantik sebagai menkeu di Istana Negara, Purbaya menanggapi isu demonstrasi bertajuk Gerakan 17+8 Tuntutan Rakyat yang menuai sorotan jagad maya.
 
"Basically begini, itu kan suara sebagian kecil rakyat kita. Mungkin sebagian merasa terganggu, hidupnya masih kurang," jelas Purbaya kemarin.
 
Purbaya optimistis tuntutan tersebut akan mereda seiring tercapainya target pertumbuhan ekonomi yang tinggi di atas lima persen.
 
"Saya akan ciptakan pertumbuhan ekonomi enam sampai tujuh persen, maka tuntutan itu akan hilang dengan sendirinya. Mereka akan lebih sibuk bekerja dan menikmati hasilnya daripada berdemo," tegas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)