Penjara di Teluk Guantanamo. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 11 June 2025 16:57
Washington: Pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Donald Trump berencana meningkatkan pengiriman migran tak berdokumen secara drastis ke Teluk Guantanamo mulai pekan ini.
Terdapat sedikitnya 9.000 migran yang sedang diperiksa untuk dipindahkan, menurut dokumen yang diperoleh media AS, Politico, Selasa, 10 Juni 2025.
Jumlah migran yang dipindahkan ini meningkat dari sekitar 500 yang telah ditahan sejak Februari. Pemindahan ke Guantanamo dapat dimulai secepatnya pada hari Rabu.
Alasan resmi pemindahan tersebut adalah untuk mengosongkan tempat tidur di sejumlah fasilitas penahanan di wilayah Amerika.
Rencana tersebut baru disusun dalam beberapa hari terakhir dan masih dapat berubah, menurut dokumen tersebut. Namun, Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) mungkin tidak memberitahu negara-negara terkait individu yang terkena dampak sebelumnya.
Juru bicara DHS dan Departemen Luar Negeri pun tidak segera menanggapi permintaan komentar dari awak media.
Diskusi terkait hal ini muncul saat Gedung Putih menekan Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE) untuk meningkatkan jumlah penangkapan. Penasihat Kebijakan Senior, Stephen Miller, menyerukan 3.000 penangkapan dalam sehari.
Sekitar 800 warga Eropa—satu warga Austria, 100 warga Rumania, dan 170 warga Rusia—sedang dipertimbangkan untuk dipindahkan. Rencana ini telah membuat khawatir beberapa diplomat AS, mereka menyatakan bahwa sebagian besar negara Eropa adalah sekutu AS yang kooperatif menerima kembali warga yang dideportasi.
Menurut mereka, AS tidak perlu mengirim orang-orang tersebut ke Guantanamo. Pejabat Departemen Luar Negeri yang menangani Eropa berusaha membujuk DHS untuk membatalkan rencana tersebut.
“Pesan yang disampaikan mengejutkan dan membuat orang-orang ketakutan, membuat orang-orang kesal,” kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri.
Rencana ini muncul di tengah meningkatnya upaya hukum untuk mencegah pemerintah menggunakan Teluk Guantanamo sebagai fasilitas penampungan massal tahanan imigran.
Gugatan ACLU yang tertunda di Washington menunjukkan bahwa sekitar 70 tahanan imigran saat ini ditahan di sana dan menghadapi kondisi memprihatinkan—makanan yang tak mencukupi, pakaian yang hanya diganti setiap minggu, dan serangan tikus.
“Pemerintah tidak mengidentifikasi tujuan sah yang dicapai dengan menahan tahanan migran di Guantanamo, alih-alih di fasilitas penahanan di dalam Amerika Serikat,” kata pengacara ACLU dalam gugatan tersebut. Mereka menuduh ancaman penahanan hanya untuk menakut-nakuti migran.
Sementara itu, fasilitas militer AS di Teluk Guantanamo telah bertahun-tahun menjadi tempat penahanan tersangka terorisme setelah serangan 9/11. Pemerintahan Trump telah menggunakan tempat tersebut untuk menahan migran yang akan dideportasi. (Nada Nisrina)
Baca juga: Ratusan Marinir Tiba di Los Angeles, Protes Imigrasi Masih Berlanjut