Gunung Semeru Erupsi Lagi, Ini Sejarah Letusannya dari 1818 hingga Kini

Erupsi Gunung Semeru. (PVMBG/Antara)

Gunung Semeru Erupsi Lagi, Ini Sejarah Letusannya dari 1818 hingga Kini

Putri Purnama Sari • 19 November 2025 18:29

Jakarta: Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa yang terkenal sebagai salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia. Aktivitas vulkaniknya telah tercatat sejak abad ke-19 dan terus berlanjut hingga saat ini. 

Letusan demi letusan yang terjadi menjadi pengingat bahwa Semeru adalah gunung yang harus selalu diwaspadai, terutama bagi warga di sekitarnya.

Pada Rabu sore, 19 November 2025, Gunung Semeru kembali mengalami erupsi, hal ini menambah panjang daftar letusan yang pernah terjadi sebelumnya.
 

Baca juga: Semeru Erupsi, Warga Diminta Jauhi Radius 8 Km dari Puncak

Sejarah Catatan Letusan Gunung Semeru

Letusan pertama Gunung Semeru tercatat pada November 1818. Sejak itu, beberapa letusan signifikan kembali terjadi, terutama pada tahun 1829, 1836, 1845, hingga akhir 1800-an.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa Semeru memiliki pola erupsi yang cukup konsisten dari masa ke masa. Memasuki abad ke-20, aktivitas vulkanik gunung ini semakin sering direkam:
  • 1941–1942: Semeru meluncurkan aliran lava ke lereng timur, mencapai ketinggian hingga 1.775 meter.
  • 1967–1990-an: Sering terjadi letusan kecil hingga sedang yang menghasilkan guguran lava dan abu vulkanik.
  • 1994: Salah satu letusan paling besar terjadi. Asap tebal, material vulkanik, dan lava menyebabkan kerusakan serta jatuhnya korban jiwa.
  • 2002: Erupsi pada 23 Desember mengeluarkan lava pijar dan awan panas hingga ke Besuk Kembar.
  • 2004–2008: Aktivitas meningkat dengan beberapa kali letusan yang terekam oleh pos pemantau.
  • 1 Desember 2020: Semeru kembali mengalami erupsi besar yang memicu awan panas sejauh 11 kilometer, meninggalkan dampak besar bagi masyarakat Lumajang dan sekitarnya.
  • 4 Desember 2022: PVMBG menyatakan status Gunung Semeru naik dari Level 3 Siaga menjadi Level 4 Awas. Kala itu, aktivitas vulkanik berupa erupsi dan guguran awan panas membuat PVMBG meminta agar tidak ada aktivitas dalam radius 8 km dari puncak.
  • 8 Januari 2024: Pada Senin 8 Januari 2024 pukul 1.38 WIB, terjadi letusan hingga membentuk asap setinggi 2 km. PVMBG mencatat bahwa erupsi berlangsung selama 146 detik dengan kekuatan getaran 23 milimeter. Sebagai dampak abu vulkanik Gunung Semeru kala itu, Bandara Albudrachman Saleh Malang ditutup sementara pada 12 Januari 2024.
  • 12 Maret 2025: Pada hari Rabu 12 Maret 2025 pukul 05.49 WIB dengan tinggi kolom letusan mencapai 1.000 meter di atas puncak atau 4.676 meter di atas permukaan laut (mdpl).
 
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi Muntahkan Awan Panas, Warga 3 Desa Dievakuasi

Erupsi Gunung Semeru Hari Ini

Pada hari ini, Rabu, 19 November 2025, Gunung Semeru kembali erupsi. Kolom abu teramati membumbung hingga ratusan meter dari puncak. Erupsi terjadi beberapa kali dalam rentang waktu yang singkat, menandakan aktivitas vulkanik yang masih tinggi.

Status Gunung Semeru saat ini berada pada Level IV (Awas) pada pukul 17.00 WIB. Badan Geologi mengimbau agar masyarakat, pendaki, dan wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius delapan kilometer dari kawah gunung serta sektoral barat hingga timur laut sejauh 20 kilometer dari pusat erupsi.

Selain itu, masyarakat diminta mewaspadai potensi banjir lahar apabila terjadi hujan deras, khususnya di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh delapan kilometer dari puncak erupsi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arga Sumantri)