Gusti Pangeran Haryo (GPH) Bhre Sudjiwo. Foto: Medcom.id
Jakarta: Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X menegaskan, semangat Sumpah Pemuda yang akan genap berusia 100 tahun tetap relevan di era disruptif seperti sekarang. Menurut Ghusti Bhre, sapaan akrabnya, nilai inti dari Sumpah Pemuda adalah persatuan, yang justru menjadi fondasi kemajuan di tengah perkembangan teknologi yang pesat.
Pernyataan ini disampaikan Gusti Pangeran Haryo (GPH) Bhre Sudjiwo atau yang akrab disapa Gusti Bhre, dalam acara Jong Indonesia Festival 2025 yang digelar Metro TV di gedung pusat perfilman Usmar Ismail, Kamis 30 Oktober 2025
"Sumpah Pemuda memang sudah hampir 100 tahun lalu, tapi bagi kami di Mangkunegaran, sejarah adalah pijakan untuk membentuk masa depan yang lebih baik," ujar Gusti Bhre yang masih berusia 28 tahun itu di hadapan para hadirin.
Dari Sejarah ke Aksi Nyata
Pemimpin muda ini menekankan pentingnya mempelajari sejarah untuk memahami asal-usul dan tujuan ke depan. Dalam konteks kekinian, ia memaknai
Sumpah Pemuda sebagai fondasi persatuan yang memungkinkan individu, komunitas, dan bangsa untuk berkembang.
"Dalam konteks hari ini, persatuan itu dimulai dari kita menghargai diri sendiri dan menghargai orang lain," jelas Gusti Bhre.
Namun, Gusti Bhre membawa konsep ini lebih jauh. Ia menekankan pentingnya memiliki “gambaran besar” dalam setiap tindakan. Bagi dia, kemajuan kolektif hanya bisa dicapai ketika setiap keputusan dan tindakan pribadi ditujukan untuk kepentingan lingkungan dan komunitas yang lebih luas, bukan sekadar untuk diri sendiri.
Jong Indonesia Festival 2025. Foto: Dok Medcom.id
Sebagai pemimpin institusi budaya, Mangkunegara X mengaitkan perjuangan panjang ini dengan prinsip yang dipegang di Mangkunegaran. Ia mencontohkan proses pelestarian dan menghidupkan budaya Jawa sebagai gaya hidup.
"Itu enggak mungkin hari ini kita melakukan sesuatu, besok langsung jadi. Itu pasti butuh waktu minimal 5-10 tahun bahkan," kata Gusti Bhre.
Dari situlah, ia menyampaikan pesan penting bagi generasi muda zaman now. Di era yang menawarkan segala hal secara instan, justru nilai sustainabilitas dan konsistensi yang diusung dari semangat Sumpah Pemuda menjadi penyeimbang.
"Saya percaya sesuatu yang instan juga akan instan selesai, tapi segala sesuatu yang panjang pasti akan lebih sustain," tegas Gusti Bhre.
Pemuda dan Konsistensi
Mangkunegara X menutup pandangannya dengan pesan yang menggembirakan. Ia mengajak para anak muda yang hadir untuk tidak takut dengan proses yang panjang.
"Karena kita masih muda, perjalanan masih panjang. Segala sesuatu yang kita lakukan sebisa mungkin atas dasar nilai persatuan. Hanya soal waktu dan konsistensi pastinya," tegas Gusti Bhre.
Dengan demikian, kata Gusti Bhre, relevansi Sumpah Pemuda di era digital justru terletak pada kemampuannya mengingatkan generasi muda akan nilai-nilai dasar yang tak lekang waktu, persatuan yang inklusif, kerja kolektif, dan konsistensi dalam membangun sesuatu yang berkelanjutan.