Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak. (MI/HS) 
                                                
                    
                        Surabaya: Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menyampaikan belasungkawa mendalam atas meninggalnya seorang santri putri akibat ambruknya atap asrama Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyyah Syeikh Abdul Qodir Jaelani di Kabupaten Situbondo, Rabu, 29 Oktober 2025. 
Emil mengimbau masyarakat untuk tidak berspekulasi terkait penyebab peristiwa tersebut dan menunggu hasil data serta investigasi resmi dari pemerintah daerah dan pihak berwenang.
"Kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas musibah yang menimpa para santri di Situbondo. Namun kami juga meminta masyarakat agar bersabar dan tidak membuat asumsi sendiri sebelum data resmi disampaikan,” kata Emildi Surabaya, Kamis, 30 Oktober 2025.
Baca Juga :
Emil mengungkapkan telah berkoordinasi langsung dengan Bupati Situbondo untuk memperoleh informasi awal mengenai kronologi kejadian. Berdasarkan laporan sementara, atap asrama diduga ambruk akibat cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah tersebut pada malam kejadian.
 
"Keterangan awal menunjukkan faktor cuaca ekstrem. Tapi tentu kami menunggu laporan dan verifikasi resmi dari pemerintah kabupaten agar penanganan dan tindak lanjutnya bisa tepat," jelas Emil.
Emil juga menegaskan Pemerintah Provinsi Jawa Timur siap memberikan dukungan penuh kepada Pemkab Situbondo dalam proses penanganan korban maupun perbaikan fasilitas pondok. Ia juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem yang saat ini tengah melanda beberapa wilayah di Jawa Timur.
"Selain di Situbondo, kami juga menerima laporan adanya atap rumah warga yang ambruk di Ponorogo akibat angin kencang. Ini menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih waspada," ungkap Emil.
Hingga saat ini, Pemprov Jatim masih menunggu laporan final dari Pemkab Situbondo, terkait penyebab pasti dan dampak kerusakan yang terjadi.
Peristiwa tragis di Ponpes Syeikh Abdul Qodir Jaelani tersebut menyebabkan satu santri putri meninggal dunia, dua santri luka berat, dan dua lainnya mengalami luka ringan. Seluruh korban telah mendapatkan penanganan medis di fasilitas kesehatan setempat.