Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid. Foto: dok Humas Kemkomdigi.
Husen Miftahudin • 29 August 2025 14:25
Jakarta: Transformasi digital telah menjadi mesin ekonomi baru Indonesia. Tingkat penetrasi internet yang kini mencapai 229 juta pengguna atau sekitar 80 persen populasi, membuka peluang aktivitas produktif di semua sektor.
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyatakan Indonesia telah memasuki era ekonomi digital yang semakin inklusif, berdaya saing, dan menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kita fokus menggunakan mesin digitalisasi ini. Karena pada 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,03 persen. Di balik angka ini, kita melihat peran besar dari ekonomi digital khususnya melalui UMKM yang makin terdigitalisasi," ungkap Meutya dalam Indonesia Summit 2025 di Jakarta, dikutip Jumat, 29 Agustus 2025.
Menurut Meutya, kontribusi nyata ekonomi digital dapat dilihat dari pesatnya adopsi sistem pembayaran digital. Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) kini digunakan oleh lebih dari 32 juta merchant dengan total transaksi menembus Rp42 triliun.
"Dari warung kecil di desa sampai di Jakarta yang padat penduduk, saya rasa itu keberhasilan kita melalui QRIS. Pedagang tradisional kini bisa mengakses pasar yang lebih luas lagi termasuk konsumen generasi digital. Ini semua menjadi bukti digitalisasi telah menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia per hari ini," jelas dia.
Baca juga: Ekonomi Indonesia di 2025 Diramal Tumbuh 5,0%, Inflasi Terkendali 2,4% |