Sebelum Investasi, Cek Dulu Ramalan Harga Emas untuk Minggu Depan

Ilustrasi emas batangan. Foto: dok Freepik.

Sebelum Investasi, Cek Dulu Ramalan Harga Emas untuk Minggu Depan

Ade Hapsari Lestarini • 4 July 2025 17:22

Jakarta: Harga emas dunia (XAUUSD) bergerak terbatas sepanjang pekan ini, di tengah tekanan penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat. Namun demikian, di balik tekanan tersebut, potensi penguatan harga emas masih terbuka, terutama jika tren bullish mampu bertahan.

Analis Dupoin, Andy Nugraha, menjelaskan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sebesar lima basis poin menjadi 4,334 persen, serta imbal hasil riil yang turut naik ke 2,034 persen, menjadi faktor utama yang menekan harga emas.

"Kenaikan yield ini membuat daya tarik investasi emas berkurang, karena investor cenderung mencari instrumen dengan imbal hasil lebih pasti," ujar Andy, dalam hasil analisis, Jumat, 4 Juli 2025.

Selain itu, indeks dolar AS (DXY) juga menunjukkan penguatan signifikan sebesar 0,34 persen ke level 97,10. Dolar yang semakin kuat memberikan tekanan tambahan terhadap harga emas, mengingat emas dihargai dalam dolar AS, sehingga pergerakan mata uang tersebut memiliki korelasi terbalik terhadap harga logam mulia ini.



Ilustrasi emas batangan. Foto: Freepik.
 

Baca juga: Kenapa Harga Jual dan Beli Emas Berbeda? Ini Penjelasan Lengkapnya
 

Data ekonomi AS


Sementara dari sisi data ekonomi, laporan ketenagakerjaan (Non-Farm Payrolls) AS yang dirilis Bureau of Labor Statistics (BLS) pada Kamis, 3 Juli 2025 malam, turut memengaruhi sentimen pasar.

Ekonomi AS berhasil menambah 147 ribu lapangan pekerjaan pada Juni, melampaui ekspektasi pasar sebesar 110 ribu. Tingkat pengangguran pun turun menjadi 4,1 persen dari sebelumnya 4,2 persen. Data ini semakin memperkuat posisi The Federal Reserve (The Fed) untuk tetap mempertahankan sikap hati-hati terkait arah kebijakan suku bunga.

Pernyataan Presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic, yang menegaskan pendekatan "tunggu dan lihat" terhadap kebijakan moneter, semakin memperjelas bank sentral masih akan terus memantau potensi lonjakan inflasi akibat dampak tarif perdagangan, sebelum mengambil keputusan besar.

Sementara itu, perkembangan politik di AS terkait kemungkinan disahkannya paket fiskal oleh DPR yang diinisiasi Donald Trump juga menjadi perhatian, karena langkah ini dapat berdampak pada stabilitas ekonomi jangka menengah.


Ilustrasi emas. Foto: Freepik
 
Baca juga: Masih Tren Bullish, Pergerakan Emas Hati-hati
 

Tren bullish harga emas mulai mengalami pelemahan


Berdasarkan analisis teknikal Andy, kombinasi indikator candlestick dan moving average saat ini menunjukkan tren bullish harga emas mulai mengalami pelemahan. 

"Meskipun tren naik masih ada, namun kekuatannya mulai memudar. Kondisi ini diperkirakan akan terus berlangsung hingga akhir minggu ini dan berpotensi berlanjut ke minggu depan," jelas Andy.

Ia memproyeksikan, apabila tekanan bullish masih bertahan, harga emas (XAUUSD) berpeluang melanjutkan kenaikan ke level sekitar USD3.450 pada minggu depan. Namun, Andy juga mengingatkan skenario alternatif yang perlu dicermati oleh para pelaku pasar, yaitu kemungkinan terjadinya reversal atau pembalikan arah harga.

"Jika harga menembus titik kunci di level USD3.212, maka ada potensi penurunan lebih lanjut hingga ke kisaran USD3.133," tambah dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)