Menteri PU Dody Hanggodo. Foto: Metrotvnews.com/Duta Erlangga.
Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum (PU) merumuskan panduan pembangunan bertajuk PU608. Panduan ini untuk memastikan efektivitas investasi dan pemerataan hasil pembangunan infrastruktur.
"Enam berarti efisiensi infrastruktur, nol berarti kemiskinan nol persen, dan 8 berarti pertumbuhan ekonomi 8 persen," ungkap Menteri PU Dody Hanggodo dalam forum bertajuk 1 Tahun Prabowo-Gibran: Optimism on 8% Economic Growth di JS Luwansa Hotel & Convention Center, Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2025.
Kementerian PU juga berkomitmen mendorong efektivitas belanja negara dalam menjalankan pembangunan. Selama setahun pemerintahan berjalan, penyerapan anggaran infrastruktur terus dipercepat.
Dody bercerita, kementeriannya sempat mengalami fase efisiensi di awal tahun. Namun, terbuka kembali ruang penambahan anggaran hingga mencapai Rp93 triliun.
Proses transisi ini disebut yang menjadi salah satu faktor penyerapan anggaran masih berada di kisaran 52 persen. Namun, ia optimistis penyerapan anggaran
Kementerian PU akan maksimal hingga akhir tahun.
"Awal ini karena kita masih fokus di urusan investasi keuangan, sehingga penyerapan masih sangat rendah, sekarang baru sekitar 52 persen. Tapi kami yakin Desember itu bisa 90 persen plus, mungkin bisa 94 persen secara keuangan, kalau fisik 90 persen," ujar Dody.
Forum bertajuk "1 Tahun Prabowo-Gibran: Optimism on 8% Economic Growth" di JS Luwansa Hotel & Convention Center, Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2025. Foto: Metrotvnews.com/Duta Erlangga.
Dody menegaskan pembangunan infrastruktur diprioritaskan agar berdampak ekonomi langsung terhadap masyarakat. Hal ini menjadi salah satu arahan khusus Presiden Prabowo kepada Kementerian PU.
Pembangunan infrastruktur juga diselaraskan dengan visi besar pemerintahan
Prabowo-Gibran yang ingin menumbuhkan ekonomi dari desa. Dody memastikan proyek infrastruktur tak hanya berfokus di kota besar, melainkan juga menjangkau wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar.
Pemerintah berharap pembangunan ini mampu menciptakan konektivitas, membuka lapangan kerja. Sekaligus, menghapus kesenjangan antarwilayah menuju Indonesia Emas 2045.