Rapat koordinasi yang berlangsung di Mapolres Malang, Selasa 6 Mei 2025. Dokumentasi/ Polres Malang.
Malang: Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, kembali menjadi sorotan jelang bergulirnya laga lanjutan Liga 1 yang mempertemukan Arema FC dengan rival abadinya, Persik Kediri.
Pertandingan yang dijadwalkan pada 11 Mei 2025 ini bukan sekadar adu taktik di lapangan hijau, melainkan juga momentum krusial bagi pemulihan kepercayaan publik pasca-tragedi pilu 1 Oktober 2022.
Menyadari betul sensitivitas laga perdana ini, Polres Malang bergerak cepat. Rapat koordinasi lintas sektoral digelar untuk mematangkan skema pengamanan yang disebut akan lebih terukur dan terintegrasi.
"Pengamanan ini kami lakukan dengan pendekatan humanis, profesional, dan proporsional. Semua elemen keamanan sudah kami siapkan dengan cermat, baik dari aspek teknis pengamanan hingga antisipasi potensi kerawanan," kata Kapolres Malang AKBP Danang Setiyo PS di Mapolres Malang, Selasa, 6 Mei 2025.
Danang menambahkan penempatan personel akan didasarkan pada analisis kerawanan dan pengalaman pahit sebelumnya. Sinergi dengan TNI, Pemerintah Kabupaten Malang, manajemen Arema FC, serta elemen terkait lainnya juga terus diintensifkan.
"Kami ingin memastikan bahwa semua unsur, mulai dari perangkat keamanan hingga panitia pelaksana, bekerja sesuai tugas dan fungsi masing-masing. Kami tidak ingin ada celah," jelasnya.
Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar, merinci pengamanan oleh aparat kepolisian akan difokuskan pada ring 2 hingga ring 4. Skema ini melibatkan lebih dari 2.000 personel gabungan, termasuk unsur TNI, Satpol PP, dan tenaga medis.
Langkah antisipatif berupa rekayasa lalu lintas, jalur evakuasi darurat, serta posko layanan cepat tanggap juga telah disiapkan di lokasi strategis.
"Polri akan bertugas di ring 2, yaitu area gate ticketing. Kemudian ring 3 dan ring 4 yang meng-cover area luar stadion, termasuk kantong parkir dan akses masuk," jelas Bambang.
Sementara pengamanan di ring 1 atau area dalam stadion akan menjadi tanggung jawab penuh panitia pelaksana dan steward internal klub.
"Tugas kami memastikan situasi di luar tetap kondusif dan tidak ada gangguan keamanan dari luar yang bisa mengganggu jalannya pertandingan," imbuhnya.
Sebagai langkah pembatasan dan pengendalian jumlah penonton, panitia pelaksana pertandingan hanya menyediakan 10.000 tiket yang dijual secara daring melalui aplikasi Arema Utas. Pembelian tiket pun hanya diperuntukkan bagi anggota terverifikasi yang wajib membawa e-ticket dan KTP saat memasuki stadion.
"Kami tidak hanya bicara soal keamanan fisik, tapi juga pengendalian akses masuk. Semua sudah kami simulasikan, termasuk jalur evakuasi dan rekayasa lalu lintas," tambah Bambang.