Wali santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo memantau posko siaga bencana runtuhnya bangunan Musala. Metro TV
Lukman Diah Sari • 3 October 2025 06:07
Sidoarjo: Tim SAR gabungan, sejak Kamis, 2 Oktober 2025, memulai pencarian korban ambruknya salah satu gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, dengan alat berat. Saat ini, tim SAR fokus mengevakuasi korban meninggal dunia.
Berdasarkan data yang telah dimutakhirkan hingga Kamis, 2 Oktober 2025, pukul 16.30 WIB, Sebanyak 108 orang berhasil dievakuasi, dan puluhan lainnya masih dicari. Berikut rinciannya, mengutip rilis resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB):
- 30 orang masih dirawat di rumah sakit
- 73 orang sudah diperbolehkan pulang
- 5 orang meninggal dunia
- 58 orang masih dalam pencarian
"Mulai Kamis pagi, proses dilakukan dengan bantuan alat berat setelah hingga saat itu tidak lagi ditemukan tanda-tanda adanya korban selamat di bawah reruntuhan bangunan empat lantai tersebut," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, dikutip pada Jumat, 3 Oktober 2025.
Sementara itu, Kepala BNPB Suharyanto dan Menko PMK Pratikno telah menemui keluarga korban pada Kamis, 2 Oktober 2025. Dalam pertemuan itu, Kepala BNPB dan Menko PMK memberikan penjelasan sekaligus dukungan untuk keluarga korban.
“Sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tim SAR gabungan memutuskan untuk masuk ke tahap selanjutnya, yaitu mengevakuasi korban yang sudah meninggal menggunakan alat-alat berat,” ungkap Suharyanto, pada 2 Oktober 2025.
Suharyanto menyampaikan hasil asesmen yang dilakukan hingga Rabu malam, 1 Oktober 2025, tim SAR gabungan memastikan tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan di lokasi kejadian. Selanjutnya, dilakukan operasi SAR sesuai dengan protokol yang berlaku.
“Keluarga korban sudah sepakat dan meminta kami melanjutkan operasi SAR menggunakan alat berat. Mereka sudah menandatangani berita acara,” ujar Kepala BNPB.