Prabowo: Rusia dan Tiongkok Tidak Pernah Memiliki Standar Ganda

Presiden Prabowo Subianto berbicara di St. Petersburg International Economy Forum. Foto: Viory

Prabowo: Rusia dan Tiongkok Tidak Pernah Memiliki Standar Ganda

Fajar Nugraha • 21 June 2025 00:12

St. Petersburg: Presiden Prabowo Subianto paparkan dengan jelas prinsip kebijakan luar negeri Indonesia, bebas aktif. Prinsip itu yang menjadi dasar Presiden memutuskan untuk menghadiri St. Petersburg International Economy Forum (SPIEF) 2025, bukan ke G7.

“Saya ditanya mengapa tidak menghadiri G7, tetapi saya menghadiri Forum St. Petersburg 2025. Dan itu bukan karena saya tidak menghormati G7, tetapi karena saya telah memberikan komitmen saya untuk menghadiri forum ini sebelum mereka mengundang saya. Jadi, itulah satu-satunya alasan,” ujar Presiden Prabowo Subianto di St. Petersburg International Economy Forum (SPIEF) 2025, Jumat 20 Juni 2025.

“Kami menghormati semua negara. Kebijakan luar negeri kami sangat sederhana. Satu frasa, seribu teman, terlalu sedikit,” imbuh Presiden saat berbicara di hadapan Presiden Rusia Vladimir Putin.

“Satu musuh, terlalu banyak. Kami ingin berteman dengan semua orang. Dunia ini harus berkembang menjadi dunia multipolar dan sedang berkembang menuju dunia multipolar,” jelas Presiden Prabowo.
 

Baca: Presiden Prabowo Serukan Reformasi Ekonomi Global dari Panggung Rusia.


Menurut Presiden Prabowo, saat ini dunia dengan sentralitas unipolar sudah berlalu. Dirinya sangat menghargai kepemimpinan Rusia dan juga kepemimpinan Tiongkok.

“Dan saya ingin jujur, di dunia saat ini, di belahan bumi selatan, saya rasa banyak dari belahan bumi selatan akan setuju dengan saya. Rusia dan Tiongkok tidak pernah memiliki standar ganda,” tegas Presiden Prabowo.

Rusia dan Tiongkok selalu membela yang tertindas, selalu membela yang tertindas, selalu memperjuangkan keadilan bagi semua orang di dunia. “Jadi saya katakan ini, kami terbuka untuk berbisnis. Kami mengundang semua kelompok dari mana saja, terutama entitas Rusia,” kata Presiden.

“Kami melihat dengan penyesalan yang tulus eskalasi dan peningkatan konflik di seluruh dunia, terutama di Timur Tengah,” ucap Presiden Prabowo.

“Dan kami berharap semua pihak dapat mencapai resolusi damai sesegera mungkin,” tegas Presiden.

Sebagai penutup pidato, Presiden Prabowo meminta maaf jika apa yang dikatakan tidak sesuai dengan yang diharapkan. “Tetapi apa yang saya katakan berasal dari hati saya,” pungkas Prabowo.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)