454 Personel Gabungan Siap Antisipasi Bencana Hidrometeorologi di Sulsel

Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro (kiri) memeriksa pasukan pada Apel Gelar Pasukan Kesiapsiagaan Bencana Alam di Lapangan Upacara Mapolda Sulsel, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu, 5 November 2025. ANTARA FOTO/Hasrul Said.

454 Personel Gabungan Siap Antisipasi Bencana Hidrometeorologi di Sulsel

Antara • 6 November 2025 12:29

Makassar: Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel) Irjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro menyatakan 454 personel gabungan telah disiapkan. Mereka akan bertugas untuk mengantisipasi dan menanggulangi bila terjadi bencana hidrometeorologi pada puncak musim penghujan November 2025-Februari 2026 .

"Ada kebijakan Bapak Kapolri terkait dengan kesiapan tanggap darurat. Kita ketahui bersama bahwa bulan November, Desember, sampai mungkin dengan Januari Februari ini (puncak musim hujan)," katanya, dikutip dari Antara, Rabu, 5 November 2025. 

Berdasarkan prediksi BMKG, musim penghujan masih berlangsung, sehingga diprediksi dapat terjadi bencana bila melihat peristiwa yang terjadi tahun sebelumnya. Oleh karena itu, kesiapsiagaan tanggap darurat wajib dilaksanakan.

"Ini sebuah pertimbangan kita untuk melaksanakan kesiapan kesiapan tanggap darurat terkait dengan yang terjadi di sini. Biasanya, terjadi banjir dan tanah longsor melihat situasi yang pernah terjadi sebelum-sebelumnya," ujar Kapolda Djuhandhani.
 


Untuk itu, sebanyak 454 personel gabungan telah disiapkan dan terlibat untuk melaksanakan kesiapsiagaan darurat bencana. Rincian pasukan, yakni 144 personel dari Polri, 120 personel dari TNI, serta 190 personel dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) maupun Basarnas disiagakan.

"Tapi, kita juga punya cadangan-cadangan (personel), manakala ada tempat atau daerah yang penanganannya lebih krusial. Kita bisa melaksanakan pergeseran pasukan dan lain sebagainya bila diperlukan," tuturnya.

Apel kesiapsiagaan gabungan yang dilaksanakan di Makassar, kata dia, bertujuan untuk memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa negara hadir dan siap membantu. Pihaknya juga siap menjadi pengayom serta memberi pelindungan.

Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Sulsel Amson Padolo mengingatkan semua daerah di Sulsel memiliki potensi bencana hidrometeorologi, sehingga diperlukan mitigasi dan kesiapsiagaan. Sebab sejauh ini, anomali cuaca dan krisis iklim masih menjadi ancaman yang dapat mengakibatkan bencana banjir, tanah longsor, dan lainnya lantaran tidak bisa diprediksi.

"Dari peta potensi bencana banjir bisa terjadi di Kota Makassar, Kabupaten Maros, dan Wajo pada sebagian wilayahnya rawan banjir. Tapi sekarang, hampir semua daerah menjadi rawan banjir, termasuk di daratan tinggi seperti Kabupaten Toraja dan Enrekang, itu pernah banjir," katanya.

Untuk itu, pihaknya mengimbau setiap pemerintah daerah di 24 kabupaten/kota se-Sulsel melakukan pemetaan wilayah rawan banjir. Setiap daerah juga dingatkan untuk memitigasi daerahnya masing-masing dengan menyiapkan segala bentuk antisipasinya.

"Langkah dilakukan saat ini, kita mulai mengantisipasi dengan menyiapkan posko-posko kedaruratan, termasuk kesiapan personel, memperkuat komunikasi informasi dan edukasi terkait kebencanaan, Ini perlu dijalankan agar memudahkan penanganan," tuturnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Silvana Febiari)