Sejumlah anggota PKK menghadiri seremoni pelucutan senjata di Sulaimaniyah, Kurdistan Irak, Jumat, 11 Juli 2025. (Rudaw TV)
Willy Haryono • 12 July 2025 16:18
Sulaimaniyah: Sebanyak 30 anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK) secara simbolis menghancurkan senjata mereka dalam sebuah seremoni pelucutan di Sulaimaniyah, wilayah Kurdistan Irak pada Jumat, 11 Juli. Pelucutan senjata ini dilakukan dua bulan setelah PKK mengumumkan akhir dari perjuangan bersenjata melawan negara Turki yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Melansir dari Gulf Today, Sabtu, 12 Juli 2025, seremoni pelucutan senjata ini menandai langkah besar dalam transisi PKK dari pemberontakan bersenjata menuju politik demokratis, sebagai bagian dari upaya lebih luas untuk mengakhiri salah satu konflik paling lama di kawasan tersebut.
Para analis menilai, dengan kekuatan PKK yang telah melemah dan masyarakat Kurdi yang lelah akibat kekerasan selama beberapa dekade, tawaran perdamaian dari Turki memberikan kesempatan kepada pendiri PKK yang saat ini dipenjara, Abdullah Ocalan, untuk mewujudkan perubahan strategis yang telah lama diidamkan: meninggalkan jalur kekerasan.
Pelucutan senjata PKK ini juga menjadi pencapaian penting bagi Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang kini dinilai sebagai pemimpin Turki yang berhasil menutup babak konflik berdarah yang telah merenggut lebih dari 40.000 jiwa dan menyebabkan kehancuran di dalam dan luar negeri.
Di luar gua kuno Casene, sekelompok 30 anggota PKK, pria dan wanita, tampil di atas panggung mengenakan seragam hijau zaitun khas gerilyawan. Wajah mereka tampak terbuka, tanpa penutup, di hadapan sekitar 300 orang yang hadir, menurut laporan koresponden AFP di lokasi.
Satu per satu, mereka turun dari panggung untuk meletakkan senjata mereka—yang sebagian besar berupa senapan serbu, serta satu senapan mesin dan satu peluncur granat roket—ke dalam sebuah wadah besar yang menyala api di dalamnya.
Ketika prosesi berlangsung, terdengar sorakan dari kerumunan, sementara sebagian lainnya menangis haru.
Usai upacara, para pejuang kembali ke daerah pegunungan, demikian disampaikan seorang komandan PKK.