Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 8 July 2025 14:08
Rio de Janeiro: Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menanggapi keras pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengancam akan mengenakan tarif tambahan 10 persen terhadap negara-negara yang berorientasi pada kebijakan “anti-Amerika” dari blok ekonomi BRICS.
Dalam konferensi pers di sela-sela KTT ke-17 BRICS di Brasil, Senin, 7 Juli 2025, Ramaphosa menegaskan bahwa prinsip kerja sama global seharusnya tidak didasarkan pada kekuatan koersif.
“Tidak boleh ada pembalasan, tidak boleh ada dendam terhadap negara-negara yang hanya berusaha bekerja sama dan memajukan kepentingan kemanusiaan,” ujar Ramaphosa.
Dikutip dari Anadolu Agency, Selasa, 8 Juli 2025, Ramaphosa menyatakan bahwa BRICS, yang kini meluas melampaui lima anggota awal tidak dimaksudkan sebagai tandingan institusi global seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau G20. Sebaliknya, blok ini merupakan salah satu dari banyak pusat kekuatan baru yang mendorong reformasi tata kelola global yang lebih adil dan inklusif.
Ia menyebut deklarasi terbaru BRICS sebagai “deklarasi yang indah” karena menurutnya, isi dokumen itu berfokus pada kesejahteraan rakyat di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang.
Presiden Afrika Selatan itu juga menegaskan sikap kolektif BRICS yang mengutuk serangan sepihak Israel terhadap Iran, serta menyerukan kembali gencatan senjata di Gaza.
“Pembantaian dan genosida terhadap rakyat Palestina harus dihentikan,” katanya.